Mohon tunggu...
Yasifa HulwahSyahira
Yasifa HulwahSyahira Mohon Tunggu... Lainnya - xii mipa 2

Mipa 2

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

K.H Hasyim Asy'ri

20 November 2021   11:06 Diperbarui: 20 November 2021   11:13 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Peristiwa tersebut di manfaatkan oleh belanda untuk menangkap saya.Namun,karena saya mengetahui hukum hukum belanda saya mampu menepis hukumsn itu dan saya lolos dari jeratan hukum,saat saya terbukti saya berbicara pada orang oarang belanda "Kalian jangan coha coba memitnah saya,karena saya dapat membuktikan mana yang benar dan yang salah".Belanda terus menerus berusaha membuat saya tunduk pada belanda dengan cara licik dan represif.Sampai sampai belanda mengirim pasukan untuk memporak-porandakan pesnatren saya hingga hampir seluruh bagunan peantren hancur dan  banyak kitab-kitab yang terbakar orang yang ada di pesantren itu yang menyampsiksn keadaan .Perlakuan repsesif Belanda ini berlangsung hingga masa masa revolusi fisik tahun 1930an.

Pada sekitar tahun 1935 Belanda mengubah taktiknya dengan menawarkan bantuan dan penghargaan dalam bentuk bintang perak atas jasanya dibidang  pendidikan islma,namun semua itu ditolak oleh saya.Belanda melanjutkan taktiknya di tahun 1937 dengan cara saya didekati oleh orang orang belanda yang memberi iming-iminh anugrah bintang jasa.namun iming-iming itu ditolak oleh saya.Sampai pada suatu waktu saya pernah mengharamkan naik haji dengan kapal Belanda .Akibatnya,banyak umat muslim yang telah mendaftarkan diri untuk haji mengrungkan niatnya.

Saat saya berjuang melawan penjajah saya diberitahunkabar bahagia bahwa anak saya telah melahirkan anak seorang laki laki,hal itu membuat saya sangat bahagia dan semangat untuk menenani masa masa hidup cucu saya.Lalu saya pergi untuk melihat cucu saya,dan sampai akhirnya saya melihat cucu saya dan saya sangat bahagia,saya langsung membisikan pada cucu saya "nak ingat nanti kamu harus menjadi orang yang berguna bagi bangsa,negara,dan agama".air mata saya langsung meneteskan begitu saja.Dan saya mengucapkan pada anak saya "selamat ya anak kamu melahirkan anak yang luar biasa,anak saya langsung memeluk saya dan dia bilang "pa harus sehat selalu ya agar bisa melihat cucu bpak menjadi orang yang sukses  seperti kamu."

Saya dalam melawan penjajah tidak hanya berhenti sampai disitu saja.Sampai saat Jepang menjajah Indonesia karena ulama menentang keres perintah Seikerei  atau perintah yang menyuruh kita untuk membungkukan badan setiap pagi kea rah matahari terbit dengan tujuan menghormati kaisar jepang,tapi bagi saya untuk apa melakukan hal bodoh seperti itu hanya membuanh buang waktu.Karena saya menolak ,saya ditangkap oleh serdadu jepang dan dijebloskan kepenjara selama beberapa bulan dengan dipindah pindah kan dari jombang ke mojokerto,hingga sampai di penjara bubutan surabaya,bercampur dengan tawanan sekutu.

Setelah saya lama di penjera Jepang menyadari bahwa saya sangat besar pengaruhnya,sampai akhirnya saya di bebaskan saat saya dibebaskan saya langsung bertanya "kenapa kalian membebaskan saya" (dengan nada tinggi) tapi mereka hanya diam tidak ada reaksi apapun,ternyata mereka membebaskan saya hanya untuk memanfaatkan saya.Lalu beberapa bulan kemudia saya diangkat menjadi kepala kantor urusan agama (Shumubu).Tetapi saat itu saya menyadari bahwa jepang ingin memanfaatkan saya.Disitulah saya langsung menyusun strategi untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan memanfaatkan kedudukan yang saya punya saat itu.Saya meminta Jepang yang saat itu tengah gencar membentuk organisasi militer dan semi-militer untuk melatih para santri.

Kemudia dari situlah saya menyiapkan para santri untuk ikut terjun kemilisi Laskar Hizbullah dan barisan Sabilillah yang diketua oleh putra saya Abdul Kholik.Laskar laskar itulah yang saat itu ikut berjuang melawan Belanda di Nassa Revolusi dalam usaha mempertahankan kemerdekaan.Perjuangan saya tidak sampai disitu saja,saya terus berlanjut dalam membantu memerdekakan Indonesia.Saat itu saya tiba tiba menyadari bahwa saya memiliki kemapuan yaitu dengan menyampaikan ajaran islam dengan semangat nasionalisme dan kebangsaan.Saya mampu membuat jaringan intelektual disuruh wilayah Nusantara ,terutama Pulau Jawa.

Saya merupakan salah satu toko modernisasi pesantren yang menginginkan bahwa pesantren tidak hanya mengajarkan ilmu agama tetapi dapat memberikan ilmu lainnya dengan berkembangnya zaman,harapan saya sangat besar pada santri santri pesantren saya.Agar santri saya dapat membawa ilmu ini untuk masa depan,untuk bantu memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia,ketika saya bertanya kepada para santri "Apakah kalian semua siap jika saya memberikan ilmu lainnya untuk kalian?,sontak mereka menjawab "kami sangat siap kiai",begitu bangganya saya mendengar jawaban para santri santri yang membuat saya semakin yakin bahwa santri santri ini akan menjadi orang yang berguna bagi bangsa,negara dan agama.

Tetapi pada saat itu  saya meresa juga sangat takut atau khwatir pada santri santri saya yang baru,soalnya tidak semua orang bisa siap untuk memasukan ilmu yanh menurut saya saja sulit untuk dipelajari,jadi saya sangat berpesan untuk santri santri yang lama dapat membantu membimbing santri yang baru.Saya sangat yakin dari salah satu santri saya akan ada yang menjadi tokoh integrasi.

Setelah sekian lama saya sudah melawan penjajah begitu sulit dan lama,dan mengelola pesantren hingga sampai bisa seperti saat ini.Sayapun langsung berpikir seperti sekarang ini waktunya saya berdiam untuk menyenangkan masa masa tua saya bersama ,anak anak ,cucu saya.Hal itu membuat saya sangat sedih waktu berjalan begitu cepat saya sudah semakin tua dan saya saat itu berpikir umur saya tidak akan lama lagi.Dan sayapun bermain setiap saat dengan cucu saya yang sangat lucu sekali,melihat cucu tersemyum sekali bahagia banget .

Setelah beberapa minggu saya meresa tidak beres dengan badan saya,saya mulai sakit sakitan disitu,dan sayapun langsung diberi segala macam obat oleh anak saya yang sangat kwatir pada saya.Setelah diberi obat pun saya masih meresa kesakitan,hal itu membuat saya untuk merasa akan hilanh dari dunia ini.Sayapun langsung bergegas memberikan pesan  pesan pada anak anak saya dan memberikan harta yang saya punya untuk anak dan cucu saya.mereka pun saat saya bilang begitu mereka menangis  tersegung segung sambil melihat saya kesakitan ,merasakan sakaratul maut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun