Setelah itu, Pak Sugiman pergi bersama mereka, entah ke mana.
Aku hendak menghampirinya. Tapi, tangannya menahanku. Terpaksa aku membiarkannya pergi bersama keempat orang itu.
"Jadi, kita harus menggantikan Pak Sugiman mengajar di sini?" Kami bertanya serempak.
Tiba-tiba aku teringat kutipan Ki Hadjar Dewantara di buku LKS Sejarah kelas 10, "Setiap orang harus menjadi pengajar. Setiap rumah menjadi sekolah."
Apakah ini yang dimaksud Ki Hadjar Dewantara? Bukankah itu hanya kata kiasan? Apa yang bisa kuperbuat sekarang? Apa mungkin aku mengajar di sini? Apakah sekolah benar-benar akan disita? Kenapa oh kenapa?Â
Aku hanyalah anak ingusan yang beranjak dewasa. Pemahaman tentang pendidikan yang ada di benakku hanyalah tentang belajar dan belajar. Itu saja. Aku sama sekali tidak pernah memikirkan biaya atau fasilitas-fasilitas lainnya. Bagiku, belajar adalah hak setiap orang dari sabang sampai merauke. Dari anak-anak sampai Nenek dan kakek. Dari yang berduit sampai yang (maaf) bokek. Sesederhana itu. Namun, nyatanya lebih kompleks.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H