"Ya, kurang lebih begitu. Hanya ini kemampuan yang saya miliki."
"Oh, kalau boleh tahu bapak pernah kuliah atau ...."
"Saya pernah kuliah. Saya juga pernah menjadi pengajar."
"Tapi kenapa bapak bisa menjadi penjaga sekolah?"
"Hmm ... sebenarnya, saya pernah menjadi pengajar di sana. Tapi setelah orang itu datang, saya harus lengser secara tidak hormat. Setelah itu saya melamar kembali menjadi penjaga sekolah. Saya ingin membuat semua murid belajar dengan baik. Meskipun sebagai penjaga sekolah."
"Orang itu? Maksudnya siapa pak?"
"Nanti juga kalian tahu. Cepat atau lambat, sekolah itu akan disita karena hutangnya sudah membengkak, sementara biaya sekolahnya diselewengkan oleh orang itu."
Beberapa saat kemudian, terdengar suara gaduh dari luar rumah. Orang-orang yang memakai rompi senada tadi sudah ada di depan rumah Pak Sugiman.
"Andi, Budi dan Wati, untuk sementara waktu, saya titipkan rumah belajar ini kepada kalian. Semoga kalian bisa menjadi penjaga dan penebar ilmu."
Pak Sugiman berdiri, lalu pergi keluar dengan gontai.
Orang-orang itu tampak antusias melontarkan pertanyaan demi pertanyaan kepada Pak Sugiman.