Berbeda dengan tujuan utama jurnalisme online, dalam hal ini tujuannya ialah penyampaian suatu konten dengan menggunakan kepentingan multimedia.
Jurnalisme multimedia juga membuka ruang partisipasi aktif bagi para usernya, dimana mereka dapat secara aktif berpartisipasi untuk saling bertukar informasi.
Adanya dua cara dalam mendefinisikan jurnalisme multimedia oleh Deuze (2003), mampu membantu kita untuk lebih memahami secara mudah terkait artinya.
Hal tersebut dijelaskan sebagai adanya gabungan penyampaian menggunakan tulisan, audio, gambar diam atau bergerak, animasi elemen yang interaktif dan hypertextual.
Dan juga dengan adanya penggunaan integrasi media horizontal seperti website, email, SMS, MMS, radio dan televisi.
Kedua pemaparan tersebut diartikan sebagai “titik akhir” yang ditandai dengan tidak adanya konvergensi serta adanya konvergensi penuh.
Dengan adanya penjelasan singkat terkait jurnalisme online dan multimedia pada artikel ini, timbul sebuah pertanyaan sederhana.
Menurut kalian, apakah Instagram tergolong dalam Jurnalisme Online atau Jurnalisme Multimedia?
Online atau Multimedia?
Jika dilihat dari keterangan dalam artikel ini, Instagram dapat dikategorikan sebagai bagian dari Jurnalisme Multimedia.