Sejak tahun 2020 orang-orang di dunia terpaksa harus berdiam diri di rumah demi mempertahankan hidup dari penyakit yang disebut COVID-19. Tidak hanya itu, terhentinya laju aktivitas perekonomian menyebabkan beberapa industri harus memangkas sumber daya agar tetap bertahan.Â
Industri kesehatan mulai kewalahan menghadapinya karena sumber daya yang terbatas dan COVID-19 merupakan pendatang baru. Negara-negara dengan cepat melakukan penelitian guna menciptakan sistem imunisasi agar tubuh dapat beradaptasi terhadap situasi yang sedang dihadapi.
Setelah melakukan pertemuan G20 di Italia pada tahun 2021, Indonesia diberikan kesempatan mengukir sejarah sebagai pemegang Presidensi G20 di tahun 2022. Dilansir dari Website Bank Indonesia, Indonesia memberikan tema "Recover Together, Recover Stronger".Â
Makna dari tema itu adalah Indonesia mengajak seluruh negara dalam pemulihan dunia pasca pandemi ini tanpa ada satu negara pun yang tertinggal dengan mencari solusi bersama-sama, melakukan pemulihan perekonomian dunia agar kembali bertumbuh kuat, serta melakukannya secara berkelanjutan.Â
Bank Indonesia bekerjasama dengan Kementerian Keuangan dalam membahas isu-isu keuangan dengan mengeluarkan enam agenda prioritas, yaitu koordinasi pemulihan global, penanganan dampak pandemi pada bidang perekenomian, sistem pembayaran era digital, pengembangan pembiayaan berkelanjutan, ketahanan sistem keuangan, dan perpajakan internasional.Â
Selain isu keuangan, Presidensi G20 juga membahas agenda non-keuangan yang disebut Jalur Sherpa. Isu yang dibahas berupa pariwisata, antikorupsi, pembangunan, perdagangan, energi, perubahan iklim, keseteraan gender, kesehatan, dan lain-lain. Nama Sherpa terinspirasi pada Suku Sherpa dari Gunung Everest.Â
Dengan diadakannya Presidensi G20, Indonesia diharapkan mendapatkan banyak keuntungan dari pertemuan ini. Pengalaman dari pertemuan sebelumnya, negara mengalami peningkatan perekonomian yang berasal dari penerimaan devisa negara disebabkan dari kunjungan puluhan ribu orang. Tidak lupa potensi investasi bagi pembangunan ekonomi dan sosial secara berkelanjutan di Indonesia.Â
Selain acara utama, akan diadakan berbagai kegiatan yang melibatkan daerah lain yang berpeluang menciptakan efek meningkatnya perekonomian daerah melalui bidang pariwisata, perhotelan, transportasi, dan ekonomi kreatif seperti UMKM. Peluang efek lain, yaitu terciptanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang membutuhkan.Â
Seperti yang diketahui, dampak pandemi ini menyebabkan beberapa industri memangkas sumber daya mereka, termasuk sumber daya manusia, agar terus berproduksi. Salah satu jalan dengan menyelenggarakan kegiatan ini bisa menjadi salah satu solusi juga mengembalikan roda perekonomian bergerak menuju pemulihan.
Dari sisi diplomasi dan politik, momen seperti ini dapat digunakan Indonesia agar memperoleh kepercayaan dunia dalam pemulihan dunia terutama mengenai beberapa negara yang terlibat peperangan.Â