Mohon tunggu...
Muhammad Ainul Yaqin
Muhammad Ainul Yaqin Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Dosen Teknik Informatika yang menekuni bidang keahlian Rekayasa Perangkat Lunak, Sistem Informasi, Manajemen Proses Bisnis, Process Mining, dan Arsitektur Enterprise.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Dari Gerakan Tangan ke Digital: Serunya Teknologi Pengenalan Bahasa Isyarat

24 Januari 2025   12:00 Diperbarui: 24 Januari 2025   08:47 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.bing.com/images/create/an-illustration-showing-the-evolution-of-sign-lang/

Peneliti seperti Camgoz dkk. (2020) menyarankan pendekatan kolaboratif, di mana teknologi digunakan untuk mendukung, bukan menggantikan, upaya komunikasi manusia. Jadi, teknologi ini harus dilihat sebagai alat bantu, bukan "shortcut" untuk menghindari belajar bahasa isyarat.

Apa Kata Para Peneliti?

Kita juga nggak boleh lupa bahwa penelitian di bidang ini terus berkembang. Cooper dkk. (2011) menyebutkan bahwa fokus utama SLR adalah mencapai pengenalan yang lebih natural, seperti komunikasi langsung antar manusia. Sementara itu, Pigou dkk. (2015) menyoroti pentingnya menggunakan teknologi seperti CNN untuk memecahkan tantangan teknis yang sebelumnya sulit diatasi.

Dreuw dkk. (2007) optimis bahwa dengan memanfaatkan pengalaman dari teknologi pengenalan suara, SLR bisa terus berkembang pesat. Hal ini menunjukkan bahwa bidang ini sebenarnya adalah hasil dari berbagai disiplin ilmu yang bekerja sama---mulai dari ilmu komputer, linguistik, hingga psikologi.

Dari Teknologi ke Harapan Baru

Jadi, teknologi pengenalan bahasa isyarat bukan cuma soal "gadget keren" atau "fitur AI masa depan." Ini adalah langkah besar menuju dunia yang lebih inklusif, di mana komunikasi tidak lagi menjadi hambatan. Dari model CNN yang simpel hingga Transformers yang super canggih, setiap inovasi membawa kita lebih dekat pada mimpi itu.

Tapi ingat, teknologi hanyalah alat. Komitmen kita untuk memahami dan menghormati bahasa isyarat tetap jadi kunci utama dalam menciptakan dunia yang benar-benar inklusif. Jadi, yuk, sambil menunggu AI makin pintar, kita belajar bahasa isyarat dulu. Siapa tahu, suatu hari nanti kamu bisa bilang "halo" dalam bahasa isyarat dengan sempurna!

Itu dia artikel kita, semoga kamu terhibur sekaligus terinspirasi! Kalau ada ide lain yang seru, kasih tahu aja, ya!

Referensi:

  • Cooper, H., Holt, B., & Bowden, R. (2011). Sign language recognition. In Visual Analysis of Humans: Looking at People (pp. 539-562). London: Springer London.
  • Pigou, L., Dieleman, S., Kindermans, P. J., & Schrauwen, B. (2015). Sign language recognition using convolutional neural networks. In Computer Vision-ECCV 2014 Workshops (pp. 572-578). Springer International Publishing.
  • Camgoz, N. C., Koller, O., Hadfield, S., & Bowden, R. (2020). Sign language transformers: Joint end-to-end sign language recognition and translation. In Proceedings of the IEEE/CVF conference on computer vision and pattern recognition (pp. 10023-10033).
  • Dreuw, P., Rybach, D., Deselaers, T., Zahedi, M., & Ney, H. (2007). Speech recognition techniques for a sign language recognition system. Hand, 60, 80.

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun