Mohon tunggu...
Muhammad Ainul Yaqin
Muhammad Ainul Yaqin Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Dosen Teknik Informatika yang menekuni bidang keahlian Rekayasa Perangkat Lunak, Sistem Informasi, Manajemen Proses Bisnis, Process Mining, dan Arsitektur Enterprise.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Dari Gerakan Tangan ke Digital: Serunya Teknologi Pengenalan Bahasa Isyarat

24 Januari 2025   12:00 Diperbarui: 24 Januari 2025   08:47 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arsitektur Sign Language Transformer (Sumber: https://tinyurl.com/337chpwd)

Tantangannya, sih, data video itu lebih kompleks dibanding audio. Tapi Dreuw dkk. berhasil membuktikan bahwa dengan kombinasi fitur dan model yang tepat, AI bisa melakukannya. Jadi, next time kamu lihat AI yang bisa ngerti bahasa isyarat, ingatlah bahwa itu semua berkat inspirasi dari teknologi pengenalan suara.

Tantangan dalam Pengenalan Bahasa Isyarat

Setiap teknologi pasti punya tantangannya, termasuk dalam SLR. Menurut Cooper dkk. (2011), salah satu masalah utama adalah variasi bahasa isyarat itu sendiri. Setiap negara punya versi bahasa isyaratnya, mirip kayak dialek dalam bahasa lisan. Misalnya, bahasa isyarat Inggris (BSL) beda banget dengan bahasa isyarat Amerika (ASL). Jadi, AI harus super fleksibel biar nggak salah terjemah.

Selain itu, ada masalah teknis seperti kondisi pencahayaan, perbedaan gaya gerakan antara satu orang dan orang lain, serta keakuratan pengenalan dalam lingkungan ramai. Bayangkan AI mencoba mengenali bahasa isyarat di konser musik---agak mustahil, kan? Tapi hei, teknologi berkembang, dan tantangan ini justru bikin para peneliti makin semangat buat ngulik.

Aplikasi Dunia Nyata: Translator di Saku?

Nah, setelah kita ngomongin teknologinya, mari kita bahas aplikasi nyatanya. Bayangkan kalau kita punya aplikasi di smartphone yang bisa jadi penerjemah bahasa isyarat instan. Misalnya, kamu lagi di restoran dan pelayan yang tuli mau menjelaskan menu spesial hari ini. Tinggal buka aplikasi, gerakan isyarat mereka langsung diterjemahkan ke teks atau suara. Gampang banget!

Teknologi berbasis CNN seperti yang dijelaskan Pigou dkk. (2015) bisa jadi pondasi aplikasi ini. Dengan bantuan perangkat seperti Kinect atau bahkan kamera ponsel biasa, aplikasi ini bisa mempermudah komunikasi di berbagai situasi. Tapi ya, jangan harap aplikasinya bisa ngerti bahasa isyarat kalau kameranya buram atau baterainya habis. Teknologi canggih, baterai boros tetap masalah klasik.

Kolaborasi: Manusia dan Mesin

Tapi ingat, teknologi bukan pengganti manusia, melainkan alat bantu. Seperti yang dijelaskan Camgoz dkk. (2020), model seperti Sign Language Transformers nggak hanya bertugas untuk menerjemahkan, tapi juga membantu mengedukasi orang tentang bahasa isyarat. Misalnya, aplikasi ini bisa digunakan di sekolah untuk mengajarkan bahasa isyarat kepada siswa, atau di tempat kerja untuk mendukung inklusi.

Selain itu, kolaborasi antara AI dan manusia juga penting untuk memastikan penerjemahan tetap akurat dan tidak kehilangan konteks. Bahasa isyarat punya banyak makna tergantung situasi, ekspresi, dan gerakan tambahan. Jadi, meskipun AI bisa bantu, peran manusia tetap nggak bisa digantikan sepenuhnya.

Masa Depan SLR: Mimpi atau Kenyataan?

Kalau bicara masa depan, teknologi SLR jelas punya potensi besar. Menurut Dreuw dkk. (2007), salah satu langkah selanjutnya adalah meningkatkan kemampuan AI dalam mengenali bahasa isyarat dalam situasi yang lebih kompleks. Bayangkan AI yang nggak cuma bisa memahami gerakan tangan, tapi juga ekspresi wajah, postur tubuh, dan bahkan konteks situasional.

Selain itu, integrasi dengan perangkat wearable seperti smart glasses juga jadi ide menarik. Kamu bisa pakai kacamata pintar yang langsung menerjemahkan bahasa isyarat ke dalam teks di layar. Atau mungkin AI bisa terhubung langsung ke otak kita suatu hari nanti? Hmm, terlalu futuristik, ya? Tapi siapa tahu!

Etika dan Tantangan Sosial: Jangan Lupakan Ini!

Teknologi pengenalan bahasa isyarat memang keren, tapi ada juga sisi etis dan sosial yang harus diperhatikan. Salah satu kekhawatiran adalah bagaimana data yang dikumpulkan untuk melatih AI ini digunakan dan disimpan. Jangan sampai, karena mengejar akurasi, privasi pengguna malah dikorbankan. Kita kan nggak mau video gerakan tangan kita tiba-tiba muncul di iklan pop-up, kan?

Selain itu, penting untuk memastikan bahwa teknologi ini tidak malah menggantikan interaksi langsung antara komunitas tuli dan pendengar. Bayangkan kalau orang jadi malas belajar bahasa isyarat karena merasa teknologi sudah cukup membantu. Itu malah menghambat inklusi sosial, bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun