Selain untuk hiburan dan penanaman nilai, permainan tradisional juga punya nilai historis dan budaya. Menurut Anggita (2018), permainan seperti bentengan, egrang, dan bakiak adalah bagian dari warisan budaya bangsa. Kalau sampai permainan ini punah, kita kehilangan lebih dari sekadar permainan, kita kehilangan identitas.
Tapi, pelestarian permainan tradisional nggak bisa dilakukan sendirian. Semua pihak harus terlibat: sekolah, komunitas, dan pemerintah. Bayangkan kalau tiap sekolah punya ekstrakurikuler permainan tradisional, serunya pasti nggak kalah dari ekskul futsal atau basket.
Untuk anak-anak, kenalkan permainan ini lewat acara seru seperti festival. Contoh suksesnya bisa dilihat di Desa Pakisjajar, di mana festival permainan tradisional berhasil menarik perhatian anak-anak dan mengurangi kecanduan gadget (Yaqin et al., 2023).
Strategi Kekinian untuk Menyelamatkan Permainan Tradisional
-
Media Sosial sebagai Alat Promosi
Coba bikin video pendek ala TikTok tentang cara main gobak sodor atau serunya main ular naga. Dengan gaya kekinian, permainan tradisional bisa jadi viral. Kolaborasi dengan Dunia Digital
Bayangkan ada game mobile berbasis permainan tradisional. Main gobak sodor lewat aplikasi sambil kumpulin poin? Anak-anak pasti antusias!Program Edukasi di Sekolah
Libatkan permainan tradisional dalam pelajaran. Guru olahraga bisa ajak anak-anak main engklek atau bakiak, sambil menjelaskan manfaatnya untuk kesehatan dan karakter.
Jangan Sampai Gobak Sodor Tinggal Cerita
Kita mungkin nggak bisa menghentikan kemajuan teknologi, tapi kita bisa menjadikannya sekutu dalam melestarikan permainan tradisional. Ayo, mulai dari diri sendiri. Libatkan anak-anak di lingkungan kita untuk mengenal dan mencintai permainan tradisional.
Dengan permainan tradisional, kita bukan hanya bermain, tetapi juga belajar, tertawa, dan melestarikan budaya. Jadi, kapan terakhir kali kamu main gobak sodor? Kalau udah lupa cara mainnya, mungkin ini saatnya nostalgia bareng anak-anak. Let's go, benteng pertahanan, kita mulai lagi dari awal!
Referensi:Â
MR, M. H. (2021). Lunturnya Permainan Tradisional. Aceh Anthropological Journal, 5(1), 1-15.Â
Nugrahastuti, E., Pupitaningtyas, E., Puspitasari, M., & Salimi, M. (2016, August). Nilai-nilai karakter pada permainan tradisional. In Prosiding Seminar Nasional Inovasi Pendidikan.Â