Mohon tunggu...
Muhammad Ainul Yaqin
Muhammad Ainul Yaqin Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Dosen Teknik Informatika yang menekuni Bidang keahlian Rekayasa Perangkat Lunak, Sistem Informasi, Manajemen Proses Bisnis, Process Mining, dan Arsitektur Enterprise.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Hotel: Antara Wi-Fi Lambat dan Toilet Pintar - Saatnya Membangun Arsitektur Bisnis yang Canggih

20 November 2024   08:41 Diperbarui: 20 November 2024   08:45 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Layanan kamar di hotel sering kali jadi area di mana ekspektasi tamu bertemu dengan realita yang kadang bikin ngakak. Pernah nggak sih, kalian minta tambahan handuk, tapi handuknya baru sampai setelah kalian sudah hampir siap check-out? Atau, lebih parah lagi, kalian minta kopi di pagi hari tapi yang datang malah teh hangat di sore harinya.

Nah, di sinilah teknologi pintar bisa menjadi pahlawan. Bayangkan jika hotel punya virtual concierge yang bisa merespons kebutuhan tamu dengan cepat, tanpa harus menunggu telepon diangkat oleh resepsionis yang mungkin sedang multitasking. Wen-Chi dan Wei-Hsi (2017) mencatat bahwa pengembangan teknologi layanan personal seperti housekeeping virtual assistant dapat memberikan pengalaman yang setara dengan suite VIP. Artinya, nggak ada lagi alasan tamu kecewa karena handuknya telat atau permintaannya keliru.

Selain itu, sistem layanan berbasis aplikasi ini bisa meningkatkan efisiensi staf hotel. Dengan teknologi seperti ini, staf nggak perlu lagi mondar-mandir membawa catatan manual. Mereka cukup menerima notifikasi di perangkat mereka, lalu langsung mengeksekusi tugas tanpa ada miskomunikasi. Efisien, kan?

Koneksi Internet yang Secepat Kilat (atau Seburuk Modem 90-an?)

Bagi para tamu hotel zaman sekarang, internet yang lambat sama menyebalkannya dengan lampu kamar yang berkedip. Bayangkan lagi asik nonton serial favorit atau rapat virtual, tiba-tiba buffering muncul di layar. Sungguh, ini adalah salah satu mimpi buruk tamu modern.

Di sinilah pentingnya sistem jaringan yang stabil, cepat, dan bisa menjangkau setiap sudut hotel. Menurut Zihan et al. (2023), adopsi arsitektur jaringan 5G adalah solusi yang menjanjikan untuk hotel pintar. Dengan jaringan ini, tamu bisa menikmati pengalaman digital yang mulus, dari streaming video hingga mengendalikan perangkat pintar di kamar mereka. Belum lagi, teknologi ini juga membantu staf hotel bekerja lebih efisien, misalnya melalui komunikasi internal yang lebih cepat atau pengelolaan sistem hotel yang lebih stabil.

Masalah "Keberlanjutan" yang Nggak Bisa Lagi Diabaikan

Di era yang semakin sadar lingkungan, tamu kini lebih kritis terhadap praktik hotel yang ramah lingkungan. Contohnya, mereka mulai memperhatikan apakah hotel menggunakan energi terbarukan, mengelola limbah dengan baik, atau bahkan menyediakan fasilitas isi ulang air minum untuk mengurangi penggunaan botol plastik sekali pakai.

Namun, mengadopsi keberlanjutan bukan hanya soal menanam pohon di taman hotel. Dibutuhkan arsitektur bisnis yang memungkinkan integrasi teknologi ramah lingkungan dalam operasional sehari-hari. Misalnya, sistem kontrol energi pintar di kamar hotel yang bisa otomatis mematikan lampu dan AC ketika tamu keluar kamar. Amanda et al. (1992) menunjukkan bahwa desain strategis yang terintegrasi dengan tujuan keberlanjutan tidak hanya menciptakan pengalaman tamu yang lebih baik, tetapi juga mengurangi biaya operasional hotel dalam jangka panjang.

Menutup Malam dengan Hotel yang Lebih Pintar

Dunia perhotelan memang penuh warna---mulai dari layanan kamar yang kadang absurd, desain yang bisa memengaruhi suasana hati, hingga kebutuhan untuk selalu mengikuti perkembangan teknologi. Ketiga artikel yang kita bahas tadi menunjukkan bahwa inovasi di industri perhotelan bukan lagi opsi, tapi kebutuhan. Zihan et al. (2023), Wen-Chi dan Wei-Hsi (2017), serta Amanda et al. (1992) sama-sama menyuarakan pentingnya arsitektur bisnis yang terencana untuk menghadapi tantangan-tantangan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun