Mohon tunggu...
Yanyan AR
Yanyan AR Mohon Tunggu... karyawan swasta -

You may say i'm a dreamer

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bahasa dan Cara Kerja Pikiran: Jika Ada Semangat, Buat Apa Jangan Menyerah?

25 September 2012   23:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:41 3380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Lupakan PHP dan JavaScript. Anda hanya perlu lebih memahami apa yang harus kita masukan ke dalam pintu alam bawah sadar, tanah yang menerima bibit apapun, baik atau buruk.

Input = Output

Sebelum menulis saya bicara pada diri saya, “Saya bisa”. Saat seorang keponakan dapat menghitung sampai sepuluh saya katakan, “Kamu hebat”. Saat seorang kawan membuat sampul majalah yang layak dipuji, saya ucapkan, “Ini bagus”. Saat ayah terbaring di ranjang rumah sakit saya bertanya,”Sudah sehat Yah?” bukan “Masih sakit Yah?”. Saat pelatihan saya teriakan yel-yel, “Luar biasa!”. Saya mengikuti atasan saya mengganti “masalah” dengan “tantangan”. Dan saat saya belum berhasil saya berkata di depan cermin, “Saya gigih”.

Dengan pengulangan sugesti positif, saya telah menanam bibit unggul pada ladang bawah sadar saya.

Kata-kata merupakan bahasa Anda dengan orang lain dan pikiran merupakan bahasa Anda dengan diri sendiri. Keduanya adalah input dan Anda mungkin sudah tergoda untuk segera mempraktikannya. Berbahasa positif sebanyak mungkin kepada orang-orang yang Anda sayangi dan diri Anda sendiri. Namun, yang perlu di garis bawahi, menyampaikan pesan positif harus dengan kata positif pula. Dalam pelatihannya, pakar hipnosis Drs. Asep Hairul Gani mengungkapkan, “Pikiran bawah sadar mengabaikan kalimat negasi.” Anda dapat mengenali kalimat negasi atau penyangkalan saat menemukan kata “jangan”, “tidak”, atau “dilarang”.

Berangkat dari hal ini, petualangan kita menjelajah jiwa menemui banyak antitesis. Betapa sering kita mendengar orang tua mengatakan kepada anaknya, “Tidak boleh nakal!” Seorang guru menasihati muridnya, “Dilarang mencontek!” Dan seorang kawan menyemangati kita dengan, “Jangan menyerah!”. Jika pikiran bawah sadar mengabaikan kata negasinya, maka kata yang tertinggal dan melekat pada benak adalah “nakal”, “mencontek”, dan “menyerah”. Untuk ilustrasi kalimat negasi dengan hasilnya, contoh paling sederhana adalah instruksi berikut ini: jangan bayangkan apel merah! Sekali lagi, jangan Anda bayangkan apel merah!

Untuk menyulap kalimat negasi menjadi sugesti positif, Anda bisa memodifikasinya menjadi “Jadi anak baik ya”, “Bekerja sendiri-sendiri” dan “Terus semangat!”. Jika Anda ingin mengutarakan “Jangan malas” pada anak Anda, menurut Kang Asep, sebaiknya Anda mengatakan “Yang rajin ya, Nak.” Dan jika Anda ingin menyatakan “Jangan ragu” kepada diri sendiri sebaiknya Anda memilih “Saya yakin”.

Dalam dunia literatur, Ernest Hemingway dikenal sebagai penulis dengan gaya penulisan kuat. Salah satunya karena ia menghindari kalimat negasi. Dan untuk itu, ia menerima pulitzer dan nobel sastra.

Law of Attraction

Tantangan untuk memprogram diri datang dari lingkungan pergaulan. Juga dari lingkungan yang lebih kecil, yaitu di dalam diri. Motivator Tung Desem Waringin memilih tehnik afirmasi untuk menciptakan energi positif dalam tindakannya, yang kemudian menjadikannya The Most Powerful People in Business 2005, versi Majalah SWA. Sederhana, afirmasi atau sugesti diri adalah mengulang-ulang bahasa positif di dalam diri.

Manusia rata-rata melakukan self talk sebanyak 80.000 kata perhari. Pertanyaan untuk diri kita masing-masing: berapa banyak kata negatif yang ada di dalamnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun