Bangsa Indonesia terdiri banyak suku bangsa yang tersebar dari sabang sampai merauke, terdiri dari berbagai daerah dan suku-suku yang hampir pada setiap daerah tersebut mewariskan hasil-hasil karyanya berupa kesenian yang besar dan meyakinkan.
Hasil kesenian tersebut ternyata hingga saat sekarang masih hidup dan terpelihara. Kenyataan memberi harapan tentang kelangsungan hidup seni-seni tradisi yang memiliki nilai-nilai tinggi dan adhiluhung dengan berbagai variasinya, serta semakin besarnya perhatian masyarakat dan pemerintah dalam mengelola masalah tersebut. Atas dasar tersebut amat disayangkan apabila kesenian yang demikian itu sampai mengalami kepunahan karena adanya arus globalisasi dengan masuknya budaya barat ke Indonesia, untuk itu sudah sewajarnya kita bangsa Indonesia dan para generasi mudanya ikut andil dalam melestarikan sekaligus mengembangkan seni budaya yang kita miliki.Sebagaimana yang kita ketahui bahwa cabang kesenian tradisi yang ada di Indonesia terutama di daerah Jawa Timur yang meliputi jaranan,keris,topeng,gamelan dan sebagainya.
Nah dalam pembuatan artikel saya ini, saya membahas tentang penelitian saya mengenai Wawancara Tokoh Kesenian, Ya mungkin artikel yang saya bikin ini adalah bisa dibilang flashback ke masa SMA, karena penelitian ini tugas saya waktu SMA dulu hehehe.
Kemudian, tujuan dalam penelitian saya dan teman teman saya adalah untuk melestarikan kebudayaan maupun kesenian yang sudah lama turun menurun kepada generasi muda mudi dan anak-anak cucu kita. Agar tidak punah karena sekarang banyak budaya barat(modern) yang semakin mengglobal dikalangan masyarakat indonesia.Dan supaya tidak diklaim/direbut oleh negara lain untuk itu kita harus menjadikan kebudayaan maupun kesenian Indonesia kepada dunia agar diakui oleh UNESCO / DUNIA bahwa kesenian Indonesia ini asli bukan dari negara lain .
Â
Setelah menemukan masalah atau topik pembahasan, saya kemudian memulai wawancara langsung kepada narasumber sekaligus Bapak yang memiliki tempat kesenian dirumahnya sendiri yang bernama Bapak Subur Sugito. Beliau adalah sosok tokoh kesenian didaerah tinggal kami. Beliau memiliki beberapa macam alat kesenian dan karya-karya kesenian sendiri.
Wawancara dilakukan teman saya dengan pertanyaan sebagai berikut :
Â
Kapan anda mulai menggeluti pekerjaan dalam bidang Indonesia ini ?
- sejak dari kecil kira-kira umur 10 tahun pada tahun 1982
Siapa yang mengenalkan kesenian ini kepada anda,pertama kali ?
- Kyai Dasuki, di tempat Gedangsari Baleharjo tahun 1982
Mengapa anda sangat antusias menggeluti pekerjaan ini ?
- Karena kesenian ini terutama dari meguru(sakral) atau disebut juga turun temurun
Bagaimana cara melestarikan kesenian pada zaman modern ini ?
- Dengan mengadakan pelajaran atau ekstrakurikuler dari guru-guru yang sudah mahir dalam pendidikan disekolahan maupun juga bisa lewat hiburan .
Berasal dari mana sajakah kesenian yang anda pelajari atau dikembangkan kepada murid anda ?
- Terutama yang saja ajarkan atau kembangkan adalah kesenian dari Jawa Timur yaitu berupa Pusaka keris,Batu Akik,Aksesoris dan pakaiannya,REOG,dan gamelan komplit.
Apa kesulitan anda saat mengajarkan kepada murid anda ?
- Mengajarkan Tarian Pakem,karena banyak murid-murid saya yang gerak tubuhnya masih kaku.
Seberapa besar cinta dan peduli anda terhadap kesenian Jawa Timur ini ?
- Ya, yang paling utama adalah kesenian yang saya perdalam ini karena warisan dan amanat para pendahulu untuk terus melestarikan dan membudayakan kepada generasi penerus bangsa,kesenian ini sudah menjadi penghidupan saya,keluarga dan anak cucu kami.
Â
Nah itu  beberapa dari  penelitian saya dan teman-teman waktu tugas SMA dahulu. Inti dari penelitian ini adalah untuk tetap mencintai kesenian Aseli dari bangsa Indonesia agar tidak punah. Jangan sekali-kali meninggalkan atau tidak mau melestarikannya. Bisa saja nanti di ambil dan diklaim oleh negara lain. Maka dari itu mulai dari sekarang kita wajib mencintai Kesenian dan menjaga  maupun merawat kesenian-kesenian yang ada di  Indonesia.
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H