Mohon tunggu...
Yanuar pastiyo
Yanuar pastiyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasisawa Institut Teknologi Dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta

konten ini berisi tentang apa yang saya pikirkan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Penjelasan Injeksi Likuiditas Pada Film Money Heist

13 Desember 2024   13:08 Diperbarui: 14 Desember 2024   15:57 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://ekspresionline.com/money-heist-aksi-geng-dali-sebagai-protes-terhadap-kapitalis/

holla, bella ciao

Salah satu film yang paling berkesan bagi saya adalah film money heist, film yang berceritakan tentang arti keluarga dan uang . bagi saya film ini adalah film yang kompleks yang dimana aspek ekonomi dan politik yang begitu kental. injeksi likuiditas adalah salah satu topik yang menarik bagi saya dan patut didiskusikan. oleh karena itu 

feliz lectura (selamat membaca)

Money Heist (La Casa de Papel) adalah serial drama kriminal Spanyol yang mengikuti kelompok perampok dipimpin oleh seorang dalang jenius bernama Profesor. Dengan nama sandi kota, tim ini melancarkan dua pencurian besar: mencetak miliaran euro di Royal Mint of Spain dan mencuri cadangan emas di Bank of Spain. Strategi brilian Profesor, hubungan antar anggota yang penuh emosi, dan konflik melawan polisi menjadi inti cerita. Dibumbui pengorbanan, cinta, dan pengkhianatan, serial ini menampilkan ketegangan dan kejutan di setiap langkah, menjadikannya salah satu drama paling ikonik di dunia.

Dalam serial Money Heist (La Casa de Papel), konsep injeksi likuiditas muncul dalam konteks pencurian di Royal Mint of Spain, di mana tim Profesor tidak mencuri uang yang sudah ada, melainkan mencetak uang baru sebesar 2,4 miliar. Dalam konteks Money Heist, tindakan mencetak uang di Royal Mint tanpa persetujuan pemerintah menyerupai injeksi likuiditas ilegal. Uang yang dicetak tim perampok pada dasarnya merupakan tambahan likuiditas yang tidak terkontrol, dan meskipun tidak disuntikkan langsung ke perekonomian, uang tersebut memiliki potensi dampak jika masuk ke sirkulasi. 

Profesor membenarkan tindakannya dengan argumen bahwa pemerintah dan bank sentral sering "mencuri" dari masyarakat melalui praktik mencetak uang dan inflasi. Dalam serial ini, dia mengkritik ketidakadilan sistem keuangan global, di mana elit memiliki kekuasaan untuk mencetak uang tanpa mempertimbangkan dampak sosial.

lalu apa itu injeksi likuiditas? apa yang membuatnya begitu penting? 

Pengertian Injeksi Likuiditas

Injeksi likuiditas adalah kebijakan yang dilakukan oleh otoritas moneter, seperti bank sentral, untuk memasukkan sejumlah uang ke dalam sistem keuangan. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan ketersediaan uang tunai di pasar, mendorong aktivitas ekonomi, dan menjaga stabilitas sistem keuangan, terutama pada saat krisis atau tekanan ekonomi yang signifikan.

Injeksi likuiditas sering kali dilakukan ketika bank sentral mengidentifikasi kurangnya uang yang beredar di pasar yang dapat menghambat aktivitas ekonomi. Kurangnya likuiditas dapat menyebabkan peningkatan suku bunga, penurunan kredit, serta melemahkan pertumbuhan ekonomi. Dengan menyuntikkan dana ke dalam sistem, otoritas moneter dapat memastikan bahwa pasar tetap berfungsi dengan baik.

Mekanisme Injeksi Likuiditas

Bank sentral memiliki berbagai alat untuk melaksanakan injeksi likuiditas. Beberapa mekanisme yang umum digunakan adalah:

  1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operations)Dalam operasi ini, bank sentral membeli surat utang negara (SBN) atau aset lainnya dari pasar. Ketika bank sentral membeli aset ini, uang tunai diberikan kepada bank atau lembaga keuangan yang menjual aset tersebut. Dengan demikian, likuiditas dalam sistem keuangan meningkat.

  2. Penurunan Suku Bunga AcuanDengan menurunkan suku bunga acuan, bank sentral membuat pinjaman menjadi lebih murah. Hal ini mendorong bank untuk meminjam lebih banyak uang dari bank sentral dan meningkatkan penyaluran kredit kepada masyarakat dan sektor bisnis.

  3. Pinjaman kepada Bank KomersialBank sentral dapat memberikan pinjaman langsung kepada bank komersial dengan suku bunga rendah. Langkah ini dilakukan untuk membantu bank memenuhi kebutuhan likuiditas jangka pendek mereka.

  4. Pencetakan Uang BaruDalam situasi yang sangat ekstrem, bank sentral dapat mencetak uang tambahan untuk dimasukkan ke dalam sistem keuangan. Namun, langkah ini biasanya dihindari karena dapat memicu inflasi yang tinggi.

  5. Pelonggaran Kuantitatif (Quantitative Easing)Ini adalah kebijakan moneter yang lebih agresif di mana bank sentral membeli aset keuangan, termasuk obligasi pemerintah dan swasta, dalam jumlah besar untuk menyuntikkan likuiditas langsung ke dalam sistem keuangan.

Tujuan Injeksi Likuiditas

Injeksi likuiditas memiliki beberapa tujuan utama, yaitu:

  1. Meningkatkan Ketersediaan KreditDengan lebih banyak uang beredar, bank memiliki lebih banyak dana untuk dipinjamkan kepada individu dan perusahaan. Hal ini membantu mendorong konsumsi dan investasi.

  2. Menurunkan Suku BungaKetika likuiditas meningkat, suku bunga pasar biasanya turun. Ini membuat pinjaman lebih murah dan mendorong aktivitas ekonomi.

  3. Menstabilkan Sistem KeuanganInjeksi likuiditas membantu mencegah kebangkrutan bank atau lembaga keuangan yang menghadapi krisis likuiditas, sehingga menjaga stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan.

  4. Memulihkan Kepercayaan PasarDalam situasi krisis, injeksi likuiditas dapat meningkatkan kepercayaan investor dan masyarakat terhadap stabilitas ekonomi.

  5. Menghindari DeflasiKetika permintaan agregat menurun, injeksi likuiditas dapat membantu mencegah penurunan harga secara umum (deflasi) yang dapat memperburuk resesi.

Contoh Injeksi Likuiditas di Dunia

  1. Krisis Finansial Global 2008Selama krisis finansial global 2008, bank sentral di berbagai negara, termasuk Federal Reserve (AS), Bank Sentral Eropa, dan Bank of England, melakukan injeksi likuiditas besar-besaran. Mereka membeli aset-aset bermasalah dari bank untuk memperkuat neraca keuangan lembaga-lembaga tersebut. Program pelonggaran kuantitatif (quantitative easing) juga diperkenalkan untuk memastikan ketersediaan uang di pasar.

  2. Pandemi COVID-19 (2020)Pandemi menyebabkan perlambatan ekonomi global, dan banyak bank sentral melakukan injeksi likuiditas untuk membantu pemulihan ekonomi. Bank Indonesia, misalnya, membeli surat utang negara untuk mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

  3. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) 1997-1998Selama krisis moneter Asia, Indonesia menghadapi krisis perbankan yang serius. Bank Indonesia memberikan pinjaman likuiditas kepada bank-bank yang mengalami kesulitan untuk mencegah keruntuhan sistem perbankan. Namun, program ini juga menjadi kontroversi karena banyaknya penyalahgunaan dana.

Manfaat Injeksi Likuiditas

  1. Stabilitas Ekonomi dan KeuanganDengan meningkatkan likuiditas, bank sentral dapat menjaga stabilitas sistem keuangan dan mencegah penularan krisis dari satu lembaga ke lembaga lain.

  2. Mendorong Pertumbuhan EkonomiLikuiditas yang cukup di pasar memungkinkan bisnis untuk mendapatkan kredit dengan mudah, yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi.

  3. Mengatasi Krisis LikuiditasDalam situasi krisis, injeksi likuiditas membantu memastikan bahwa bank dan lembaga keuangan lainnya dapat memenuhi kewajiban mereka.

  4. Meningkatkan Kepercayaan PasarLangkah ini memberikan sinyal kepada pelaku pasar bahwa bank sentral siap bertindak untuk menjaga stabilitas.

Risiko dan Dampak Negatif Injeksi Likuiditas

Meskipun memiliki banyak manfaat, injeksi likuiditas juga memiliki risiko, antara lain:

  1. InflasiJika terlalu banyak uang beredar tanpa diimbangi dengan peningkatan produksi barang dan jasa, hal ini dapat menyebabkan inflasi. Inflasi yang tinggi dapat mengurangi daya beli masyarakat.

  2. Bubble AsetKelebihan likuiditas dapat menyebabkan lonjakan harga aset, seperti saham atau properti, yang tidak didukung oleh fundamental ekonomi. Ketika bubble ini pecah, dampaknya bisa sangat merusak.

  3. Moral HazardKetika bank atau lembaga keuangan merasa bahwa mereka selalu dapat diselamatkan oleh bank sentral, mereka mungkin mengambil risiko yang lebih tinggi, yang dapat memicu krisis di masa depan.

  4. Distorsi PasarInjeksi likuiditas yang berlebihan dapat mengganggu mekanisme pasar dan menciptakan ketergantungan pada intervensi bank sentral.

  5. Beban FiskalDalam beberapa kasus, injeksi likuiditas dapat meningkatkan beban utang pemerintah jika dilakukan melalui pembelian obligasi pemerintah.

Injeksi Likuiditas di Indonesia

Indonesia telah beberapa kali menerapkan kebijakan injeksi likuiditas untuk mengatasi krisis ekonomi:

  1. BLBI (1997-1998)Selama krisis moneter Asia, Bank Indonesia memberikan pinjaman likuiditas kepada bank-bank komersial untuk mencegah kebangkrutan. Sayangnya, program ini diwarnai dengan penyalahgunaan dana dan menjadi salah satu skandal keuangan terbesar di Indonesia.

  2. Pandemi COVID-19 (2020)Bank Indonesia membeli obligasi pemerintah untuk mendukung pendanaan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Langkah ini membantu menjaga stabilitas ekonomi selama pandemi.

  3. Operasi Pasar Terbuka (Rutin)Bank Indonesia secara rutin melakukan injeksi likuiditas melalui operasi pasar terbuka untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan memastikan likuiditas yang memadai di pasar uang.

Kesimpulan

Injeksi likuiditas adalah alat penting dalam kebijakan moneter yang bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan uang di pasar, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan menjaga stabilitas sistem keuangan. Meskipun dapat memberikan manfaat besar, kebijakan ini harus diterapkan dengan hati-hati untuk menghindari risiko seperti inflasi, bubble aset, dan distorsi pasar. Pengalaman dari berbagai negara, termasuk Indonesia, menunjukkan bahwa keberhasilan injeksi likuiditas sangat tergantung pada pengelolaan dan pengawasan yang baik.

Dengan penerapan yang tepat, injeksi likuiditas dapat menjadi instrumen yang efektif untuk mengatasi krisis ekonomi dan membangun fondasi yang kuat bagi pertumbuhan yang berkelanjutan.

adios amigos.

ciao 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun