Mohon tunggu...
Yanuar pastiyo
Yanuar pastiyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasisawa Institut Teknologi Dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta

konten ini berisi tentang apa yang saya pikirkan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Penjelasan Injeksi Likuiditas Pada Film Money Heist

13 Desember 2024   13:08 Diperbarui: 14 Desember 2024   15:57 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meningkatkan Kepercayaan PasarLangkah ini memberikan sinyal kepada pelaku pasar bahwa bank sentral siap bertindak untuk menjaga stabilitas.

Risiko dan Dampak Negatif Injeksi Likuiditas

Meskipun memiliki banyak manfaat, injeksi likuiditas juga memiliki risiko, antara lain:

  1. InflasiJika terlalu banyak uang beredar tanpa diimbangi dengan peningkatan produksi barang dan jasa, hal ini dapat menyebabkan inflasi. Inflasi yang tinggi dapat mengurangi daya beli masyarakat.

  2. Bubble AsetKelebihan likuiditas dapat menyebabkan lonjakan harga aset, seperti saham atau properti, yang tidak didukung oleh fundamental ekonomi. Ketika bubble ini pecah, dampaknya bisa sangat merusak.

  3. Moral HazardKetika bank atau lembaga keuangan merasa bahwa mereka selalu dapat diselamatkan oleh bank sentral, mereka mungkin mengambil risiko yang lebih tinggi, yang dapat memicu krisis di masa depan.

  4. Distorsi PasarInjeksi likuiditas yang berlebihan dapat mengganggu mekanisme pasar dan menciptakan ketergantungan pada intervensi bank sentral.

  5. Beban FiskalDalam beberapa kasus, injeksi likuiditas dapat meningkatkan beban utang pemerintah jika dilakukan melalui pembelian obligasi pemerintah.

Injeksi Likuiditas di Indonesia

Indonesia telah beberapa kali menerapkan kebijakan injeksi likuiditas untuk mengatasi krisis ekonomi:

  1. BLBI (1997-1998)Selama krisis moneter Asia, Bank Indonesia memberikan pinjaman likuiditas kepada bank-bank komersial untuk mencegah kebangkrutan. Sayangnya, program ini diwarnai dengan penyalahgunaan dana dan menjadi salah satu skandal keuangan terbesar di Indonesia.

  2. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun