Meningkatkan Kepercayaan PasarLangkah ini memberikan sinyal kepada pelaku pasar bahwa bank sentral siap bertindak untuk menjaga stabilitas.
Risiko dan Dampak Negatif Injeksi Likuiditas
Meskipun memiliki banyak manfaat, injeksi likuiditas juga memiliki risiko, antara lain:
InflasiJika terlalu banyak uang beredar tanpa diimbangi dengan peningkatan produksi barang dan jasa, hal ini dapat menyebabkan inflasi. Inflasi yang tinggi dapat mengurangi daya beli masyarakat.
Bubble AsetKelebihan likuiditas dapat menyebabkan lonjakan harga aset, seperti saham atau properti, yang tidak didukung oleh fundamental ekonomi. Ketika bubble ini pecah, dampaknya bisa sangat merusak.
Moral HazardKetika bank atau lembaga keuangan merasa bahwa mereka selalu dapat diselamatkan oleh bank sentral, mereka mungkin mengambil risiko yang lebih tinggi, yang dapat memicu krisis di masa depan.
Distorsi PasarInjeksi likuiditas yang berlebihan dapat mengganggu mekanisme pasar dan menciptakan ketergantungan pada intervensi bank sentral.
Beban FiskalDalam beberapa kasus, injeksi likuiditas dapat meningkatkan beban utang pemerintah jika dilakukan melalui pembelian obligasi pemerintah.
Injeksi Likuiditas di Indonesia
Indonesia telah beberapa kali menerapkan kebijakan injeksi likuiditas untuk mengatasi krisis ekonomi:
BLBI (1997-1998)Selama krisis moneter Asia, Bank Indonesia memberikan pinjaman likuiditas kepada bank-bank komersial untuk mencegah kebangkrutan. Sayangnya, program ini diwarnai dengan penyalahgunaan dana dan menjadi salah satu skandal keuangan terbesar di Indonesia.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!