Tokoh: Dilan, milea, wati, beni, nandan, akew, susiana, rani, anhar, piyan, kang adi, bieem
Gaya bahasa :
Bahasa yang digunakan tidak menggunakan bahasa yang baku dan mudah dimengerti, tapi ada beberapa menggunakan bahasa sunda sebagai penguat karna berasal di daerah bandung.
alur : mundur, karena di film/buku seorang milea ini menceritakan masa lalunya ia pada saat sekolah pada jaman SMA nya bersama dilan.
kelebihan film: chemistry dalam film ini sangat kuat yang terbangun antara milea dan dilan, terlihat dari dialog-dialog dalam film yang bisa membuat kita senyum-senyum sendiri mendengarnya. dan juga menggunakan bahasa sehari hari yang membuat penonton lebih memahami isi film.
kekurangan film: Deskripsi mengenai tokoh kurang detail, seperti tinggi, rupa wajah warna kulit. Akhir dari film ini yang menggantung (meski bukan benar-benar yang terakhir, mengingat adanya buku yang kedua tahun 1991), tapi tetap membuat penasaran. Pada saat adegan milea mencium dilan yang di perlihatkan di warung bi eem kurang patut, seharusnya tidak perlu adegan seperti itu karena pacaran seperti itu sudah termasuk pacaran tidak sehat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H