Mohon tunggu...
Yanto Lengo
Yanto Lengo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Rohaniwan Katolik

人生は素晴らしい

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Wajah Yesus (Kamis Putih)

14 April 2022   12:43 Diperbarui: 14 April 2022   12:48 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Namun Yesus memilih memasuki pribadi manusia dan mengubahnya dari dalam. Melalui santapan ekaristi, tubuh dan darah Yesus, yang tampak dalam rupa roti dan anggur, Yesus ingin menjadi daging dan darah setiap pribadi yang menerimanya. Dengannya proses transformasi menjadi manusia baru lebih mungkin dan lestari.

Proses evolutif bahkan kadang revolutif menjadi semakin serupa dengan Kristus (Imitatio Cristi) telah melahirkan pribadi-pribadi agung dalam sejarah kekristenan.

Mereka yang menerima tubuh dan darah Kristus dan menjadi satu dengan Kristus adalah:

* Mereka yang menerima setiap penderitaan sebagai partisipasi dalam jalan salib Yesus.

*Mereka yang melayani sesamanya bahkan yang paling rendah dan hina tanpa pamrih, tanpa pamer dan tanpa mengharapkan apa-apa.

*Mereka yang tidak membalas setiap cambuk atau pukulan penghinaan dari orang lain walaupun sesungguhnya dia tidak pantas menerimanya.

*Mereka yang berani meninggalkan segala kenyamanan dan kemegahan dunia demi saudara-saudari yang miskin dan terlantar.

*Mereka yang selalu mengucap syukur betapa pun beratnya beban kehidupan karena menyadari inilah cara Allah memakai dia sebagai alat-Nya.

*Mereka yang tak pernah lelah menolong dan membela orang-orang yang diperlakukan tidak adil dan yang dikuasai oleh orang lain.

Mereka yang telah menerima wajah Yesus dalam dirinya dan hidup dalam Yesus, tak mungkin berubah menjadi wajah Yudas, apa pun yang terjadi dalam hidupnya.

(SETETES EMBUN, by P. Kimy Ndelo CSsR; ditulis di Biara Novena Maria "Madre del Perpetuo Soccorso" (MPS), Weetebula, Sumba tanpa Wa).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun