Tapi apalah arti teriakan Anies itu dalam telinga „pasukan robot-2 pembunuh profesional”. Detik berikutnya, Anies, Faraz, dan seluruh mahasiswa terjungkal di garis depan. Sahabat-2 Anies dari kelompok hijau, yang berada di „Gelanggang Mahasiswa” segera maju menuju „Bunderan” untuk memperkuat barisan dan mencoba „menyelamatkan” Anies. Sayang keberanian dan ketulusan itu justru dibayar mahal dengan percikan darah.
Hari itu, Anies Rasyid Basewedan terjungkal kena popor senapan. Tapi hari itu juga membuktikan bahwa keteguhan Anies untuk mempertahankan kebenaran tidak pernah terjungkal meskipun berhadapan dengan laras senapan dan nyawanya adalah taruhannya…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H