Pengelolaan limbah minyak jelantah yang dibuang sembarangan kerap kali diabaikan oleh warga, walaupun akibatnya sangat merugikan lingkungan serta kesehatan. Guna menjawab tantangan tersebut, Kami Mahasiswa Teknik Industri Universitas Pamulang melakukan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) yang berfokus pada pengolahan Limbah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi ramah lingkungan.
Kegiatan ini dilaksanakan sepanjang 3 hari, dari bertepatan pada 11 sampai 13 November 2024, di Balai Warga RW 017, Bumi Asri, Kelurahan Kutabumi, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang. Ibu- ibu PKK setempat sebagai partisipan utama dalam kegiatan ini, dengan harapan mereka sanggup mengelola limbah rumah tangga secara lebih bertanggung jawab sekalian memanfaatkan peluang ekonomi dari limbah minyak jelantah.
Bahaya Limbah Minyak Jelantah
Minyak jelantah, apabila dibuang sembarangan, dapat mencemari tanah dan air, mengganggu ekosistem, serta membahayakan kesehatan manusia. Pemerintah Kota Tangerang, melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH), sudah menggalakkan program sedekah minyak jelantah semenjak 2019 guna menanggulangi permasalahan ini. Program tersebut sukses menyelamatkan ratusan juta liter pencemaran air bersih sekaligus mengurangi emisi karbon di daerah tersebut. (Dinas Lingkungan Hidup, 2021) Berawal dari inisiatif tersebut, kami mahasiswa Universitas Pamulang menawarkan pemecahan kreatif berupa pelatihan pengolahan limbah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi yang ramah lingkungan serta mempunyai nilai jual.
Rangkaian Kegiatan PKM
Kegiatan selama 3 hari ini dimulai dengan sesi edukasi tentang bahaya limbah minyak jelantah serta manfaat pengelolaan yang tepat. Tim mahasiswa yang terdiri dari Davina Shava Felisa, Fahrul Surya Himawan, Muhamad Abdul Hikam Ulumudin, dan Reyhan Aqil Firmansyah membagikan paparan menimpa potensi ekonomis dan ekologis minyak jelantah bila diolah menjadi produk yang bermanfaat.
Pada sesi praktik, partisipan diajak langsung mempelajari proses pembuatan lilin aromaterapi. Berikut langkah- langkah yang dilakukan:
Penyaringan Minyak: Minyak jelantah direndam dengan arang selama 24 jam guna menghilangkan bau dan menyaring kotoran.
Pencampuran Bahan: Minyak bersih dipanaskan bersama stearin dan pewarna dari krayon guna menghasilkan lilin berwarna kemudian tuangkan cairan minyak kayu putih sebagai pewangi aromaterapi kedalam panci seperlunya.
Pencetakan: Campuran lilin dituangkan ke cetakan yang telah diberi sumbu dan dibiarkan mengeras hingga siap digunakan selama 10 hingga 15 menit.
Ibu-ibu PKK sangat antusias mengikuti pelatihan ini, terlebih lagi sebagian partisipan mengungkapkan keinginan untuk menggunakan pengetahuan ini sebagai kesempatan usaha baru.
Harapan Kegiatan
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan ibu-ibu PKK dapat menjadi pelopor dalam pengelolaan limbah rumah tangga yang bertanggung jawab, sekaligus meningkatkan pemahaman lingkungan di kalangan masyarakat. "Kami berharap pelatihan ini tidak hanya membantu mengurangi limbah, namun juga membuka kesempatan ekonomi untuk ibu-ibu disini," ucap Davina Shava Felisa, Ketua kelompok.
Kolaborasi untuk Masa Depan yang Berkelanjutan
Kabid Kebersihan DLH Kota Tangerang, Yudi Pradana, turut mengapresiasi upaya ini. Dia mengatakan," Terus menjadi banyak inisiatif seperti ini, semakin besar akibatnya bagi lingkungan. Kita dapat bersama- sama memelihara kebersihan ekosistem air dan tanah." (Pemerintah Kota Tangerang)
Kegiatan PKM ini meyakinkan jika solusi terhadap permasalahan lingkungan dapat diawali dari langkah sederhana, semacam mengelola limbah rumah tangga. Selama 3 hari pelatihan, partisipan tidak hanya memperoleh pengetahuan baru, namun juga kemampuan praktis yang bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari. Mengolah limbah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi merupakan upaya kecil dengan dampak besar, yang menunjang keberlanjutan lingkungan dan tingkatkan perekonomian masyarakat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI