"Teh, sini," teriak Andi dari seberang jalan. Tangannya melambai, memintaku mendekat.
"Ya, kenapa? Ada mobilnya?" tanyaku setengah berteriak juga.
Andi mengangguk. Tanpa berlama-lama aku bergegas menyeberang jalan.Â
"Mana, Di?"
"Itu Teh, depan. Tadi supirnya nanyain Teh Yanti."
"Oh, ya udah. Makasih ya, Di."
Aku berjalan mendekati mobil Avanza berwarna silver yang terparkir beberapa meter di depan. Tanpa banyak basa-basi aku pun masuk dan duduk di samping supir.
"Teh Yanti?" tanya sopir melirik ke samping.
"I ... iya. Saya Yanti," jawabku kikuk. Aku menatap lelaki di sebelahku ini. Kok bukan Cecep atau D'gengnya? Apa dia nyuruh orang lain buat menjemputku?
 "Maaf A, apa Aa temannya Cecep yang disuruh jemput saya?"
"Cecep?" tanyanya bingung. "Teteh betul Yanti?"