Soeraja, pemuda yang hidup di jaman kemerdekaan dan jaman Jepang, di mana banyak  orang tidak merasakan bangku sekolah, berjuang demi sesuap nasi, jaman susah cari makan, hidup penuh ancaman, menyusuri nasib dengan gigih.Â
Ketika Soeraja menggapai sukses, ada sepenggal tanggung jawab dan soal yang belum terselesaikan yaitu keluarga Idroes Moeria dan Dasiyah. Raja berusaha melunasi semua hutang hutangnya. Walaupun dengan nafas terakhirnya.Â
Di sudut yang lain, Dasiyah dan keluarganya menjadi korban fitnah atas situasi di mana ada Raja di dalamnya. Situasi yang tidak memungkinkan untuk dijelaskan satu satu.
Saya paham mengapa Soeraja muda tak banyak dilukiskan dalam novel maupun film. Ada kaitan organisasi terlarang yang sedikit sekali diungkap baik di novel maupun filmnya. Mungkin karena ini pula nama kota M disembunyikan.
Buat Soeraja, hidup memang pilihan, dia harus menjalaninya dengan penuh kekuatan, dimana dia dinilai "kejam" dari sisi sebaliknya. Ada kehidupan orang lain yang dikorbankan oleh orang yang sebenarnya memanfaatkan kemampuannya. Atau mungkin sebaliknya. Atau bisa juga keduanya. Jaman now? Mungkin juga ada tapi dengan versi yang berbeda.
Diakhir cerita dijjabarkan bahwa kehidupan Dasiyah berbanding terbalik dengan kehidupan Soeraja. Dasiyah kehilangan ayahnya. Kehilangan pabrik kreteknya. Rahasia formula kretek miliknya dicuri oleh orang yang justru sangat ia percayai, Soeraja. Â Jiwa Dasiyah porak poranda. Dan dia bersama keluarganya harus berjuang hidup dari nol lagi. Â Dasiyah trauma.Â
Dibelahan dunia lain, Soeraja yang menikah dengan anak dari saingan bisnis Idroes Moeria, Soejagad, menuai keberhasilan karena formula milik Dasiyah. Di sepanjang film, dikisahkan Soeraja hidup tidak tenang di masa akhir hidupnya walaupun kekayaannya bisa menghidupi anak anaknya tujuh turunan.Â
Kalau bisa disimpulkan dari cerita tentang Gadis Kretek, ada garis merah yang terungkap baik novel maupun filmnya, yaitu kondisi traumatis yang dialami pelakonnya, Dasiyah dan Raja. Yang semuanya harus dibayar lunas oleh anak dan cucunya, Arum Cengkeh dan ketiga anak anak Raja.
Allah memang maha adil.
Walaupun antiklimaks dalam novel maupun film ini berbeda, setiap manusia akan mencari ketenangan dalam akhir hidupnya. Begitupun anak  Dasiyah dan Raja
Antara novel dan film, seperti juga kehidupan manusia yang penuh drama dan rahasia, ada kesanggupan para pelakunya dalam menghadapi cobaan hidup biarpun harus melukai kesehatan jiwa sampai akhir waktu.