Jam sudah menunjukkan angka 7 lewat 10 menit. Masrul, dosen bahasa Inggris dari Universitas Pahlawan (UP) Tuanku Tambusai sudah tiba di balai. Hari ini Pembina Sigap Kerlip Indonesia, Â Yanti menyediakan diri untuk melaksanakan Training of Fasilitator (ToF) SRA bagi sukarelawan yang bergabung di Tim Sigap Kerlip.Kampar. Kegiatan terpaksa bergeser 1 jam karena Yanti masih mengirimkan catatan harian beragam inovasi dalam quick wins PJ Bupati Kampar.Â
"Saya sangat terbantu dengan kebiasaan mencatat hal-hal yang mengesankan setiap hari di kompasiana. Saat Tim Asistensi  membutuhkan laporan perkembangan inovasi Bupati Kampar  tersedia puluhan artikel pilihan. Senang sekali jika sobat-sobat muda yang datang pagi ini mau membangun kebiasaan efektif ini, "ujar Yanti sambil meletakkan laptop di meja bundar.Â
Hadir dalam kegiatan ToF SRA, fasilitator Forum Anak Kampar (Fakar)  Hot Martua  Raka  dan Ari yang juga pegiat Genre.  Sementara itu  Masrul mengajak Yusi, Teti, Liza, Adel  Angga, dan Elgi membawa laptop masing-masing
Start To Empathy
Modul Start to Empathy yang dikembangkan oleh Nia Kurniati dan Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan sejak 2014 terus mengalami penyesuaian. Dalam pelatihan ini, Yanti melakukan modifikasi mengganti kertas gambar, guntingan koran, kertas post it, gunting, dan alat tulis dengan menggunakan canva.com.Â
Sesi pertama, Tim Sigap Kerlip bergantian mempraktikkan empati, menyimak jawaban pertanyaan dari anggota yang mendapat giliran dan memberikan apresiasi dalam bentuk kata sifat positif yang selaras dengan jawaban tersebut.Â
Ada 3 pertanyaan yang perlu dijawab peserta satu per satu dalam kelompok  yakni 1. Apa lirik lagu yang disukai dan alasannya, 2 Apa yang susudah diciptakan, dan 3. Apa prestasi nonakademik terbaru.Â
Peserta Gembira
"Saya gembira karena bisa bertemu dengan teman yang baru. Kegiatannya juga menyenangkan, " kata Yussi. Mahasiswi yang baru lulus dari pendidikan Bahasa Inggris UP Tuanku Tambusai ini juga berkomitmen untuk lebih berani, berkomitmen, dan mampu menjadi lebih visioner.Â
Sesi berikutnya para calon fasilutator Rumah Kerlip Beriman dan RISE ini membuat vision board tentang MeSRA Beriman impian masing-masing. Setiap peserta merumuskan visi masing-masing  Yusi dan 4 peserta lainnya mendapat kesempatan presentasi.Â
Angga Fransisco, mahasiswa UP mengaku gembira karena secara langsung ia melihat semangat semua teman teman fasilitator yang memiliki nilai juang yang sangat tinggi dalam mewujudkan indonesia ramah anak.Â