Model dukungan psikososial ini  dilaksanakan sahabat-sahabat KerLiP di Tanah Karo, Karang Asem, Palu, Donggala, Sigi, Parigi Muotong, Mamasa, Takalar, Maros, Bulukumba, Gowa, Pare pare, Konawe, Koala Timur, Kota Masohi, Mamuju, Majene, Bandung, Bekasi,  Bogor, Sukabumi, Garut, Tasik, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Batang, Semarang, Solo, Pacitan, Ponorogo, Tuban,  Surabaya, Malang, dan banyak kabupaten/kota pasca bencana di Indonesia sejak 2014.
Saat ini, Pemerintah Kabupaten Kampar mengintegrasikan  6 langkah Gembira Menjadi Keluarga Peduli Pendidikan  dalam upaya Menuju SRA Beriman di satuan pendidikan menuju KLA Utama.  Sahabat KerLiP menyediakan formulir Ikrar Gembira secara daring untuk menjangkau seluruh Kabupaten/Kota di Indonesia melalui Kepala Dinas Pendidikan setempat.
Leaders Are Readers
Anak-anak yang sudah dapat membaca mengajak ayah untuk menyimak buku favorit yang mereka bacakan dengan nyaring selama 15 menit dan menulis pertanyaan 5W 1 H untuk mengikat makna bacaan dalam keseharian. Menjadikan anak sebagai pembaca diperkuat dalam kegiatan Gembira Menjadi Keluarga Peduli Pendidikan  di rumah, kelas, sekolah, lingkungan tempat tinggal anak, dan media sosial.Â
Pengarang dan ilustrator buku cerita anak-anak terlaris versi New York Times mengatakan bahwa membacakan cerita dengan gaya mendongeng kepada anak dapat meningkatkan kemampuan literasi anak setara dengan belajar 10 hari di satuan pendidikan. Melalui giat Gembira menjadi Keluarga Peduli Pendidikan ini, kekosongan peran ayah dalam pengasuhan anak usia sekolah diisi dan diarahkan pada pembiasaan berbasis identitas. Anak-anak bukan hanya gemar membaca tapi menjadi pembaca. Orangtua terutama ayah hadir dengan penuh kasih mendengarkan dan menanggapi anak dengan sepenuh hati. Orangtua dan guru kelas juga bersikap proaktif menyediakan ruang bagi anak untuk berbagi cerita harian mengenai giat Gembira ini dalam Pertemuan Orangtua Murid dan Guru (POMG) Kelas.
Satuan pendidikan sebagai rumah kedua bagi anak menambahkan sesi recogniton and reward pada upacara bendera setiap senin. Orangtua/wali menyambut Jumat penuh berkah dengan menyediakan waktu bagi putra/putri tercinta berbagi praktik baik. Simphoni Keluarga pun bermuara pada kepentingan terbaik bagi anak. Orang dewasa di sekitar tempat tinggal anak menyediakan ruang untuk menyimak dan menanggapi gagasan anak dalam Obrolan Kesehatan, Keselamatan, Kesiapsiagaan Terpadu Ramah Anak atau Ork3stra Â
Anak-anak bukan hanya pemilik masa depan tapi juga pemimpin perubahan. Â Mereka membutuhkan sosok ayah yang siap mendengatkan dan menanggapi dengan sungguh-sungguh. Leaders are readers. Saya mengajak para ayah dan bunda memperingati Hari Anak Nasional besok dengan membangun kelekatan hubungan dengan calon-calon pemimpin masa depan mulai dengan menyediakan waktu 20 menit yang memukau.
Perkumpulan bersama Sigap Kerlip Indonesia dan Gerakan Indonesia Pintar menyediakan ruang bagi anak Indonesia untuk menjalin Simphoni Bangsa  di Bulan Inovasi dan Strategi (BIS) Pendidikan Anak Merdeka, Bermutu, Tanpakekerasan (Panutan).
Mari lebarkan telinga dan hati kita untuk menegakkan Sistem Perlindungan Anak di Indonesia.
Â