Mohon tunggu...
Yanti Sriyulianti
Yanti Sriyulianti Mohon Tunggu... Relawan - Berbagilah Maka Kamu Abadi

Ibu dari 3 anak yang sudah beranjak dewasa, aktif menggiatkan kampanye dan advokasi Hak Atas Pendidikan dan Perlindungan Anak bersama Sigap Kerlip Indonesia, Gerakan Indonesia Pintar, Fasilitator Nasional Sekolah Ramah Anak, Kultur Metamorfosa, Sandi KerLiP Institute, Rumah KerLiP, dan Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan di Indonesia sejak 1999. Senang berjejaring di KPB, Planas PRB, Seknas SPAB, Sejajar, dan Semarak Indonesia Maju. Senang mengobrol dan menulis bersama perempuan tangguh di OPEreT.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Seporsi Nasi untuk Tetangga

29 April 2020   20:30 Diperbarui: 30 April 2020   04:41 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 "Bu, kita pakai istilah istana atau rukun tetangga?" Aku bertanya sekaligus mengingatkan ibuku yang suka lompat-lompat dari  satu ide ke ide berikutnya tanpa jeda. Aku memang sparing partner yang kritis untuk ibuku. 

Sejak 15 April aku menemaninya melengkapi persyaratan Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan tempatnya berkiprah sebagai Organisasi Penggerak Kememdikbud.  Kami jadi makin lekat karena COVID-19, apalagi ada banyak keajaiban yang kami alami selama bekerja. 

Aku sebenarnya masih sangat lelah, saat ibuku bergegas menyiapkan makanan berbuka untuk tetangga. Kami baru saja memutuskan untuk melepas keinginan membantu Kak Linda menuntaskan persyaratan Sigap Kerlip Indonesia sebagai calon Organisasi Penggerak. Ibu sudah cukup membantu tante Linda sampai SPT 2019 dan laporan auditor independen terbit. Sebelumnya ibu juga menjadi mentor tante Tety Ketua umum DPP FGII, mengajak Prima Mandiri Komunikasi,  Skala Indonesia, Botol Kosong untuk bergabung di OP nya kemendikbud.  Ibu juga berusaha memenuhi permintaan kolaborasi Provisi Education dan Kitong di Papua.  Sayang waktunya tak cukup untuk saling percaya membangun kolaborasi.

Aku segera menghubungi Teh Iyang tetangga kami. "Aduh kaleresan, Teh! Tadi Teh Iyang baru berikan es buah untuk  takjil pan ayeuna masjid teu nyayogikeun, Teh, "ujar Teh Iyang saat tiba menjemput makan berbuka. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Ini yang kami sebut keajaiban. Aku bahkan makin yakin bahwa tak ada yang namanya kebetulan. Allah selalu hadirkan dukungan yang dibutuhkan hamba-Nya ketika bekerja dengan mengedepankan prinsip tumbuh bersama demi kepentingan terbaik anak. 

#SeporsiNasiUntukTetangga sebagai kelanjutan Paket Sebbako sudah mulai disebarkan. Besar harapan kami, setiap orang bergegas untuk mencintai tetangganya dengan unjuk peduli dan empati di masa pandemik COVID-19.

#BERJARAK

Bersama Jaga Keluarga Kita

Gembira Belajar di Rumah

#SalingJaga

#SalingMendoakan

Langkah menuju #Istana Dasawisma Tangguh Bencana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun