Mohon tunggu...
Yanti Sriyulianti
Yanti Sriyulianti Mohon Tunggu... Relawan - Berbagilah Maka Kamu Abadi

Ibu dari 3 anak yang sudah beranjak dewasa, aktif menggiatkan kampanye dan advokasi Hak Atas Pendidikan dan Perlindungan Anak bersama Sigap Kerlip Indonesia, Gerakan Indonesia Pintar, Fasilitator Nasional Sekolah Ramah Anak, Kultur Metamorfosa, Sandi KerLiP Institute, Rumah KerLiP, dan Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan di Indonesia sejak 1999. Senang berjejaring di KPB, Planas PRB, Seknas SPAB, Sejajar, dan Semarak Indonesia Maju. Senang mengobrol dan menulis bersama perempuan tangguh di OPEreT.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bekerja dari Rumah, Menata Hubungan dengan Semesta

25 April 2020   10:55 Diperbarui: 26 April 2020   01:04 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puncaknya sehari menjelang batas akhir, putri sulungku mulai membuka panduan penyusunan RAB. Tentu saja tak sempat diperiksa bersama karena baru selesai jelang menit terakhir. Dan kami pun terpaksa merelakan tak ada satu pun proposal yang masuk pada 16 April 2020. 

"Teh, sebenarnya ibu ingin marah karena teteh menunda pengerjaan RAB. Tapi Allah menghibur ibu dengan kehadiran Bu Lastri yang menginisiasi konsolidasi Fasnas SRA di Jabar bersama Satgas SRA yang dibentuk Dinas Pendidikan Jabar. Lalu pada saat koordinasi, ibu menerima telpon tawaran kerja sama. Teteh tahu apa yang ibu syukuri?" Tanyaku sambil memeluk pundaknya.

"Kita punya profil perkumpulan terverifikasi!" Seruku tertahan. 

"Ayo, Bu. Kita ubah proposalnya agar dapat diajukan ke CSR!" Fitry menanggapi dengan antusias. 

Ketiga, belajar tawakkal saat asa kandas.

Allah mengulurkan tangan membantu dengan caranya yang indah. Pemberitahuan perpanjangan waktu sampai 30 April kami terima melalui email. Sebelumnya kabar gembira tersebut kami dengar dari kakak angkat jadi-jadian yang bekerja di Kemendikbud. 

"Jangan kecil hati ya. Insya Allah diperpanjang sampai April. Tapi belum pasti. Tunggu saja. Jangan disebarluaskan, "ujarnya. Ia dan teman-teman baiknya membaca status di facebook yang kupublikasikan semalam. Ungkapan syukur atas terverivikasinya profil Perkumpulan di laman sekolah.penggerak kemdikbud.go.id.

Keempat, tak ada kata kapok untuk berbuat baik. Kata-kata ini dulu kudengar dari bapaknya anak-anak. Kalimat mutiara yang menghiburku saat merasa perih dan lelah menerima berbagai fitnah dan salah paham.

Ternyata, saat mulai meneguhkan hati untuk melengkapi proposal, kami menerima penolakan persyaratan administrasi. Saat yang sama tanda edit proposal pun tak kunjung terbuka.  Ya Allah, ada apalagi ini? Apa yang sedang Engkau rencanakan kepada kami?

Dan ternyata Allah menuntun kami untuk makin lekat, makin dekat, dan berserah diri kepadanya. Bayangkan saja betapa tak sabarnya aku menunggu jawaban admin terkait penolakan tersebut. Rupanya rencanaku untuk membawa Perkumpulan kembali pada khittahnya bersama delapan anggota lainnya benar-benar harus dilaksanakan. 

Beberapa tahun terakhir ini aku sempat bimbang, namun akhirnya dengan segala kemudahan yang Allah berikan melalui teman-teman di kementerian dan notariat, akhirnya Perkumpulan resmi kembali ke pengurus lama. Insya Allah jelang ulang tahun ke-21, Perkumpulan Keluarga 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun