Beningnya nurani anak-anak desa Sukawangi Garut terlihat dari kecepatan mereka melaksanakan CACT. Lebih menakjubkan lagi ketika teman-teman Muslim dan Siti meminta ijin untuk memberi penilaian. Keduanya mendapat nilai antara 76 sampai 100. "Mengapa kamu memberi nilai yang tanggung, 76?" Aku jadi penasaran dengan pilihan angka terkecil yang mereka berikan. "Kalau kurang dari 76, Siti akan tidak naik kelas. Kkm Bahasa Indonesia kami 75, " ujar anak laki-laki di hadapanku.
Muslim memilih pertanyaan kedua  yang membuatnya ingin tahu mencari jawabannya segera. Rani mencari jawaban pertanyaan tersebut dengan mrmbaca buku yang favoritnya.
Setelah 5 menit tak kunjung ditemukan jawabannya oleh Rani, aku meminta Retno, teman sealmamater yang menemaniku ke Garut untuk googling. "Momofuku Ando!" Jawab Retno spontan.Â
Anak-anak tertawa saat aku salah mengulang jawabannya. Benar dugaanku, mereka teringat kata momok, kelamin perempuan dalam bahasa Sunda.Â
"Apakah kalian semua menyukai telur?" Sejurus kemudian aku bertanya. Kesempatan emas untuk mengurai tabu.
Mereka serempak menjawab ya.Â
"Tahukah kalian darimana telur berasal?" Tanyaku lagi
 "Ya!" Jawab anak-anakÂ
"Nah, sekarang rentang kalian sendiri. Siapakah orang yang melahirkan kalian? "
"Ibu"
"Dari bagian mana kalian dilahirkan ibu?"