"Suka banget dengan gagasan Pak Komar pentingnya membumikan beragama. Kata-kata Pak Yudi Latif sarat makna ya,Bu! Harus dihadirkan di kampus nih untuk mengajak adik-adik himpunan dialog kebangsaan dengan ahlinya, "Bola mata Zakky terlihat berputar. Aku pun memeluknya hangat.
Zakky baru saja lulus dari Fisika ITB. Sehari sebelumnya ia memenuhi panggilan wawancara akhir dari 2 perusahaan start up yang dipilihnya. Dan kedua perusahaan tersebut menerima putra kami bekerja sebagai data analis. Kegemaran Zakky bermain game online, fasilitas, dan akses langsung kepada COO yang masih muda, sekitar 30 an, membuat Zakky memilih bekerja di perusahaan pèmbuat games.
Foto 2. Zakky (berkacamata) di antara aku, Tito, dan Wijaya saya menyimak orasi Ammarsyah Purba dengan khusyuk.
Kami benar-benar beruntung mendapatkan pencerahan dari para tokoh muda yang fasih berbicara tentang Indonesia, yakni Komarudin Hidayat, Romo Benny Susetyo, Yudi Latif, dan Christine Hakim. Usi Karundeng, moderator saresehan berkali-kali mengutip salam merdeka Sukarno.
Putri Presiden keempat RI, Gus Dur, Yenny Wahid mengapresiasi Acara Sarasehan dan Kongres Pergerakan Kebangsaan Nusa Kinarya Rumah Indonesia “Nusa Kinarya Rumah Indonesia adalah sebuah pergerakan kebangsaan yang memiliki keselarasan motivasi, aspirasi dan spirit bahwa Indonesia adalah satu dengan tidak memandang ras atau golongan,” ujarnya sebagaimana diberitakan dalam https://www.gatra.com/detail/news/441460/politic/pergerakan-ini-jadi-alat-pemersatu-bangsa
"Sudah saatnya silent majority jadi noisy majority untuk menjaga keberagaman dalam NKRI"
Kalimat penutup dari Yenny Wahid menggenapi inspirasi dari para narasumber saresehan dan menjadi bekal bagi 600 anggota NKRI untuk melaksanakan Kongres dengan gembira.
Salam Merdeka!