"Hari ini saya ngajar di kelas digital bu. Rencananya ada persembahan lagi tentang siklus menstruasi. Sudah direncanakan di minggu sebelumnya, siapa yang akan bernyanyi, dan alat musik apa yang akan digunakan. Semoga hasilnya sesuai yang diharapkan...
jadi ingin segera pagi bu "
Sebenarnya saya risi saat mengetahui sekolah tempat bu Nia bekerja membuka kelas digital dan menarik sumbangan dari orangtua/wali. Rasanya bertentangan dengan upaya menuju Sekolah Ramah Anak. Pesan di atas adalah salah satu alasan saya untuk bersabar menyaksikan perjalanan Bu Nia, pendidik inklusif dan ramah anak, membimbing anak-anak di kelas digital menjadi komunitas pembelajar yang inklusif dan keranjingan berprestasi.
"Ternyata, anak2 juga hampir sama perasaannya, tidak sabar ingin segera belajar biologi, semua menunggu kejutan yang mengasyikkan".
Nah, kalau sudah begini, saya angkat topi tinggi-tinggi kepada bu Nia.
Bagaimana Cara Bu Nia Mengubah Kelas Eksklusif jadi Inklusif
Sebenarnya model pembelajarannya sama, Bu Nia mengajarkan pembuatan mind mapsesuai ketentuan berlaku, agar hasil belajarnya bisa terukur dengan kelas.Â
Keuntungan membuat mind map sangat banyak,
1. Bagi guru: mudah mengukur ketercapaian penguasaan konsep, Bu Nia membuat kelompok tumbuh, kembang, Â dan mandiri dengan batasan yang jelas;
2. Bagi peserta didik: belajar membuat catatan dengan cara yang asyik dan menarik. Biasanya dari pengalaman sebelumnya, anak jadi penasaran dan ingin tahu informasi.lebih banyak tentang materi yang sedang dipelajari.
Lebih mengasyikkan jika kita menyimak catatan Bu Nia mendidik anak autis sebut saja ABK di kelasÂ