_SKOR APGAR_
"Aiih, pinternya Vitoo, disuntik tidak nangis, tos" kata dokter anak kami, saat Vito imunisasi .
Memang Vito tidak pernah nangis setiap disuntik imunisasi maupun saat jatuh karena jalan atau berlari. Itu merupakan kebanggaan kami semua. "Bocah kok hebat, tidak pernah rewel," kata Eyang sambil memeluk dan mencium Vito, walau sebenarnya berfikir "tidak ada apa-apa kok jatuh," batinku.
Tanda lain yang aku berfikir lebih dalam, setiap kita ajak ke pantai, Vito meringis seperti jijik jika terkena pasir, Vito benar-benar tidak mau menginjak jadi harus memakai sepatu atau sandal.
Jika hujan turun, sejak bayi Vito suka tetapi jika muncul suara petir, Vito akan ketakutan dan lari masuk kamar sambil menutupi kuping.Â
Vito, anak dengan penuh kasih sayang keluarga kami karena anak ketiga dari empat kehamilanku yang gagal. Berbagai cara kami lakukan. Doa kami terkabul. Saya dinyatakan hamil lagi. Rasa bahagia tentu saja ada hingga akhirnya karena letak janin melintang diputuskan melahirkan dengan operasi.
Tindakan operasi berarti ada perlakuan bius. Tentu tidak semua akan mengalami efek yang tidak diinginkan.Â
Selama proses melahirkan secara operasi semua lancar namun Vito tidak menangis seperti bayi lahir pada umumnya sehingga dokter kandunganku harus menepuk pantatnya beberapa saat, barulah Vito menangis dengan kencang. Â
Di kartu KMS Vito tertulis skor apgar atau nilai respon menangis saat bayi lahir 6 masuk kelompok asfiksia atau kadar oksigen tubuh ringan sedang dari nilai terbagus 10. Penentu skor apgar bisa dikarenakan kelahiran prematur, jenis anestesi/obat bius, dan stres ibu selama persalinan. Nah bisa jadi karena aku stress dan pengaruh obat biusku.
Dari berbagai indikasi atau gejala yang terlihat, walau ringan Vito mengalami "Sensory Processing Disorder" Disorder. Ada gangguan dalam perkembangan sistim syaraf dan sensornya. Vito kurang bisa merespon rasa. Aktivitas otaknya terganggu ketika terpapar cahaya dan suara secara bersamaan. Bisa terlalu peka atau tidak peka.Â
Puji Syukur tumbuh kembang Vito bagus karena kebiasaan dibacakan buku sejak dalam kandungan juga mainan-mainannya ternyata sangat bisa menjadi terapi metabolisme tubuh termasuk sistim syarafnya sehingga proses tumbuh kembangnya sangat terbantu mengoreksi kekurangan dan kelemahan.
Main bola, bersepeda, lari kesana kemari, belajar menulis dengan memegang pensil, bermain menyusun blok, bermain pasir tanah air, bermain lempar bola terbukti membantu tubuh Vito menerima berbagai rangsangan.Â
Seluruh perjuangan membuahkan hasil, Vito sehat dan akademiknya selalu bagus hingga sekarang sudah kuliah.
Semua dikarenakan tidak terlambat dalam memberikan terapi dengan bermain, dibacakan buku dengan ceria untuk menambah wawasan sekaligus merangsang sistim syaraf otak dan menambah sinapsis dalam otak, mengajak bermain pensil dengan bernyanyi riang tanpa paksaan, mengingatkan untuk mengolah raganya, mengajak bermain musik, menonton pertunjukan supaya belajar memecahkan suatu masalah. Semuanya akan sangat bisa untuk merangsang semua sistim syaraf, sistim kerja tubuh sehingga tumbuh kembang dapat terkontrol dengan baik.
Satu hal yang terpenting, kami selalu mengajak Vito untuk berbagi dan berdoa, sehingga dalam proses meraih citanya akan gigih namun juga akan legowo jika hasil tidak sesuai harapan karena kami tanamkan bahwa semu dari Allah dan akan kembali ke Allah lagi, bahwa hidup itu dinamis dan penuh warna.Â
"It is blessing of God and because a powerfull of God" segala daya dan upaya hanya berasal dari Allah.Â
"Mama tidak salah, tapi sekarang Mama diam, biar Allah yang bicara."Â
"Vito sekarang sudah bisa menjadi penasehat Mama, terimakasih ya Nak."
Alhamdulillah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H