Penggunaan gadget saat ini tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari termasuk anak balita. Hal ini terjasi karena anyak orang tua memberikan gadget untuk menghibur atau menenangkan anak. Kebiasaan ini mengakibatkan anak menjadi terlalu bergantung pada gadget dan sulit menerima ketika penggunaannya dibatasi.Â
Salah satu dampak yang sering terjadi adalah tantrum atau ledakan emosi berupa teriakan, tangisan, bahkan perilaku agresif. Bagaimana cara mengatasinya trantrum pada anak? Berikut panduan praktis untuk mengelola situasi tersebut.
1. Tetapkan Batasan Sejak Awal
Orang tua perlu menentukan aturan seperti kapan dan durasi penggunaan gadget, misalnya tidak ada gadget sebelum tidur. Selain itu tetapkan juga konten yang boleh diakses, untuk hal ini orang tua dapat menggunakan fitur-fitur yang terdapat di aplikasi dan jenis aplikasi yang dipasang pada gadget. Batasan mengenai penggunaan gadget sangat penting untuk memgatasi jenis konten yang dapat dikonsumsi oleh anak.
Komunikasikan aturan ini dengan cara yang sederhana dan konsisten agar anak memahami bahwa ada waktu tertentu untuk bermain gadget. Orang tua dapat mengatakan pada anaknya, "Kita hanya boleh bermain gadget selama 30 menit setelah makan siang, ya." Jika anak sudah terbiasa dengan aturan ini, tantrum akibat larangan gadget dapat diminimalkan.
2. Alihkan Perhatian dengan Aktivitas Menarik
Tantrum sering terjadi ketika anak tidak tahu harus melakukan apa selain bermain gadget. Untuk mengatasi hal ini, sediakan alternatif aktivitas yang menarik. Orang tua dapat mengajak anak menggambar, membaca buku, bercerita, bermain puzzle, atau bermain di luar rumah.
Pastikan aktivitas ini sesuai dengan minat anak sehingga ia merasa terlibat dan tidak merasa kehilangan saat gadget dilarang. Misalnya, jika anak suka bermain peran, sediakan mainan seperti boneka atau kostum untuk mendorong imajinasinya.
3. Tetap Tenang saat Menghadapi Tantrum
Seringkali orang tua kesal bahkan marah ketika anak mulai tantrum karena tidak diberi gadget. Oleh karena itu, cobalah untuk tetap tenang. Jangan terpancing emosi atau langsung menyerah dengan memberikan gadget. Biarkan anak mengekspresikan emosinya dan orang tua tetap menunjukkan sikap yang  memahami perasaannya.
Misalnya, orang tua dapat mengatakan, "Mama tahu Kakak kesal karena tidak bisa main gadget sekarang, tapi kita sudah sepakat untuk hanya bermain setelah makan siang." Dengan cara ini, anak merasa didengar tetapi tetap memahami bahwa aturan harus dihormati.
4. Gunakan Reward untuk Penguatan Positif
Salah satu stratehi efektif ketika anak berhasil mengikuti aturan tanpa tantrum adalah dengan memberikan reward. Misalnya, jika anak tidak menangis saat waktu bermain gadget selesai, berikan pujian atau hadiah kecil, seperti stiker favoritnya.
Penguatan positif ini membantu anak belajar bahwa perilaku baik akan dihargai, sehingga ia lebih termotivasi untuk mengontrol emosinya di masa depan.
5. Jadi Contoh yang Baik
Anak-anak sering meniru perilaku orang tua. Jika orang tua sering menggunakan gadget, anak akan merasa sulit memahami mengapa ia tidak boleh melakukannya. Cobalah untuk mengurangi penggunaan gadget saat bersama anak dan lebih banyak berinteraksi langsung dengannya.
Misalnya, gantilah waktu memeriksa ponsel dengan bermain bersama anak. Hal ini akan menciptakan hubungan yang lebih erat dan membantu anak memahami bahwa ada banyak hal menyenangkan selain gadget.
Mengatasi tantrum anak karena tidak diberi gadget memang membutuhkan kesabaran dan konsistensi. Menetapkan batasan yang jelas, menyediakan alternatif aktivitas, dan memberikan penguatan positif, anak akan lebih mudah beradaptasi tanpa terlalu bergantung pada gadget. Ingat, peran orang tua sangat penting untuk membentuk kebiasaan yang sehat dan mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI