Mohon tunggu...
Budiyanti
Budiyanti Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pensiunan guru di Kabupaten Semarang yang gemar menulis dan traveling. Menulis menjadikan hidup lebih bermakna.

Seorang pensiunan guru dan pegiat literasi di Kabupaten Semarang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gagal Diet

9 November 2024   05:17 Diperbarui: 9 November 2024   08:30 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Oalah Mas, jenengan ki gak gaul. Sesekali buka tik tok gitu."

Marni tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan suaminya yang salah ucap.

"Ngece-ngece!" ( Ngledek ya)

"Oalah Mas Marno suamiku tersayang, kok nyebut intertainmen ki piye, sing benar ki intermezo," Tawa Marni menjadi-jadi sambil pegang perut. Marni nglantur dengan ucapannya. Ia tahu salah.

Suami istri yang belum dikaruniai anak itu tertawa terpingkal-pingkal hanya gara-gara ucapan yang keliru. Setelah dijelaskan dengan gamblang Marno menganggukkan kepala. Namun, sambil mesam-mesem lalu mendekat Marni. Dicubitnya pipi Marni dengan sengaja. Tentu saja Marni teriak karena merasa kesakitan.

Azan Magrib berkumandang, segera Marno Marni melaksanakan salat di rumah.  Setelah salat Magrib, Marni sudah berniat untuk tidak makan karena hari ini sudah makan dua kali. Itu pun dengan porsi yang minim. Nasi cuma lima sendok lainnya sayur dan lauk. Walaupun lapar ia tahan.

Dua mangkok buah yang sudah dipotong kecil-kecil tertata di meja. Walaupun Marni tidak makan, dirinya tetap menyediakan menu makan  untuk suaminya.

"Mas, Alhamdulillah hari ini aku sudah mulai diet. Semoga lancar ya. Mulai saat ini kau gak usah ngajak aku jajan malam ya," ucap Marni sambil menikmati buah pepaya dan apel.

"Ya, serius lho, tapi aku jajan sendiri tidak apa-apa kan?"

"Ya, jangan gitu dong, kamu gak usah jajan juga."

Belum juga menyambung omongan istrinya, ada ketukan pintu berulang kali. Marno dan Marni saling pandang. Tak lama kemudian Marno bergegas menuju pintu. Marni masih menghabiskan potongan buah. Pintu pun terbuka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun