Mohon tunggu...
Budiyanti
Budiyanti Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pensiunan guru di Kabupaten Semarang yang gemar menulis dan traveling. Menulis menjadikan hidup lebih bermakna.

Seorang pensiunan guru dan pegiat literasi di Kabupaten Semarang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Puasa Hari Pertama

24 Maret 2023   14:15 Diperbarui: 24 Maret 2023   14:45 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

            "Aku saja," Galih memindahkan box ke tangannya.

            Mereka bertiga menuju masjid untuk mengaji dan dilanjutkan berbuka puasa. Sampai di masjid sudah ada beberapa anak. Ketiga anak tersebut langsung menuju rak buku untuk mengambil Alqur'an.

            "Sini-sini duduk berjajar sini," ucap Mas Yuli sambil mengatur meja panjang. Mas Yuli, pengurus TPA mengarahkan anak-anak yang akan mengaji.

            Masjid sore itu lebih semarak dengan lantunan-lantunan ayat suci Alqur'an anak-anak. Mereka sangat antusias mengikuti kegiatan yang diadakan tiap sore. Namun, bulan Ramadan ini lebih banyak yang ikut daripada hari lainnya.

            Sesekali anak-anak melirik jam dinding seolah ingin mempercepat jarum jam agar lebih cepat berbuka puasa. Akhirnya waktu berbuka tiba. Pak Sigit mulai berdiri untuk mengumandangkan azan. Suaranya bergema. Inilah yang ditunggu semua umat yang menjalankan ibadah puasa. Gegas anak-anak keluar untuk duduk di serambi. Ibu-ibu telah menyediakan takjil yang disantap anak-anak.

            "Ayoo, membaca doa dulu sebelum berbuka puasa," ajak Bu Yuli dengan menangkupkan kedua tangan. anak-anak tampak bahagia karena ingin menyantap menu yang telah ada di depan mereka.

Allaahumma lakasumtu wabika aamantu wa'alla rizqiaka afthortu birahmatika ya arhamaroohimiina. 

Artinya, Ya Allah karena-Mu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, kepada --Mu aku berserah dan dengan rezeki-Mu aku berbuka puasa dengan rahmat-Mu, Ya Allah ya Tuhan Maha Pengasih. 

Mereka pun langsung membatalkan puasa. Segelas air teh dan  beberapa takjil dilahapnya dengan penuh kebahagiaan.

            "Ehh jeruk makan jeruk," ucap Yoga pada Kakaknya Arif.

            "Kok bisa?" Arif bengong tak jelas yang diucapkan adiknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun