Ingin Awet Muda? Jadilah Guru
Saat saya ujian skripsi dulu, seorang dosen bertanya
"Apakah ibu itu muda?"
Sejenak saya berpikir. Mengapa dosen itu bertanya kepada saya seperti itu. Bukankah jelas saya sudah bukan mahasiswa muda. Kuliah S1 setelah sudah guru dan menikah. Entah kenapa saya jawab begini
Menurut usia saya sudah tua Pak. Namun, Â saya ingin belajar terus berarti saya masih muda..
"Oke terima kasih," jawab dosen tegas.
Pada kesempatan lain, saya dan suami pergi ke supermarket di kota kami. Kami pun bertemu dengan seseorang. Setelah saling sapa ternyata dia adalah mantan murid. Ia bersama anak dan istrinya. Saya tak menduga kalau mantan murid karena tampak wajahnya seumuran dengan suami.
"Lho Bapak sudah pensiun? Kok masih muda sudah pensiun," Ada rasa heran mengapa kami yang katanya masih muda kok sudah pensiun.
Perkataan seperti itu bukan sekali dua kali. Kami sering dikatakan awet muda. Beberapa teman mengatakan mengapa kami awet muda karena kami bekerja sebagai guru. Kami para guru bekerja dengan hati senang karena bisa berhadapan dengan benda hidup bukan benda mati seperti  bekerja yang diam saja.
Menurut saya benar juga. Kami lebih banyak berinteraksi dengan siswa dengan berbagai rona-rona. Berhadapan dengan siswa itu menjadikan pikiran hidup. Tidak menjadikan pikiran mati. Kita bisa bertukar pikiran sambil mendidik. Lain halnya yang bekerja di tempat yang membutuhkan kita konsentrasi tingkat tinggi. Kalau tidak diimbangi dengan keluar dari tempat kerja bisa stres karena pekerjaan yang menggunung.
Menjadi guru, kita bisa saling sapa saling berbagi cerita dan bisa juga saling berdiskusi. Inilah yang menjadikan guru awet muda. Tentu saja perlu diimbangi dengan bekerja sungguh-sungguh untuk diniati ibadah.
Menjadi kebanggaan dan kebahagiaan tersendiri kala menjadi guru. Apalagi sekarang kesejahteraan guru sudah membaik. Oleh karena itu perlu dibarengi dengan bekerja sungguh-sungguh agar rejeki penuh berkah. Jangan sesekali meninggalkan kelas agar ibadah kita akan berkah dan akan berimbas pada anak cucu kita. Benarkah? Buktikan sendiri.Â
Anak cucu akan diberikan kemudahan dalam menuntut ilmu, menjadi anak soleh atau solehah karena rejeki yang kita makan dari tetes keringat kita sendiri.
Namun, anak sekarang menjadi guru itu kurang diminati. Walaupun lulusan perguruan tinggi jurusan pendidikan, Â ada yang memutuskan untuk bekerja kantoran atau berbisnis.
Jika menjadi guru menurut saya akan lebih awet muda dari umur sesungguhnya. Itu pendapat berdasarkan pengalaman pribadi. Pilihan bergantung pada diri sendiri sesuai dengan kemantapan. Apa pun pilihannya yang utama bekerja dengan bahagia akan menjadi lebih muda karena akan mempengaruhi pikiran.
Menjadi guru selain bisa awet muda juga bisa menyebarkan ilmu yang dapat mengantarkan kita bahwa hidup bermanfaat. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Ilmu yang bermanfaat akan menjadi bekal hidup kita.
Seandainya tidak ingin menjadi guru di sekolah setidaknya kita adalah guru. Guru bagi anak-anak kita. Benar kan?
Ambarawa, 30 November 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H