Sampai rumah saya buka. Ada nasi ayam bakar beserta lalapan, ada urap sayuran beserta ikan asin dan tempe. Selain itu ada bubur merah putih, ada rujak yang dikemas dalam wadah plastic yang apik.
Di atas makanan tadi ada kerupuk. Pukul 16.30 Â bapak-bapak hadir . Kami menyambutnya dengan suka cita.
Doa pun dilantunkan Bapak Karjono dengan penuh hikmat. Alhamdulillah acara berjalan lancar. Berdoa dengan berbagi rejeki dengan tetangga.
Tradisi yang biasa dilakukan para sesepuh itu memang tampaknya sedikit luntur. Di daerah saya juga jarang yang melakukan tradisi ini. Umpama ada hanya satu dua. Manusia saat ini ingin lebih praktis. Apalagi jika ritual seperti itu butuh persiapan yang matang.
Walaupun sebenarnya umpama ada dana dan niat bisa juga dilaksanakan untuk melastarikan budaya. Namun, semua bergantung pada diri pribadi. Semuanya baik.
Yang lebih utama adalah mitoni bentuk apa pun sebagai wujud syukur dan berdoa kepada Allah SWT agar bayi dan ibunya sehat dan selamat sampai melahirkan dan diberi kelancaran.
Ambarawa, 9 November 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H