Mohon tunggu...
Yani Nur Syamsu
Yani Nur Syamsu Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Biografometrik Nusantara

Main ketoprak adalah salah satu cita-cita saya yang belum kesampaian

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

"Membaca Tulisan/Tanda Tangan" Para Capres-Cawapres Pilpres 2024

18 Desember 2023   10:37 Diperbarui: 18 Desember 2023   10:37 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemdiknas @2011

Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia telah menetapkan Anies Baswedan-Muhaimin, Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfudz sebagai pasangan calon Pilihan Presiden RI 2024-2029. Ketiga  Paslon itu tentu saja memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Cawapres nomor urut 2, Gibran memiliki dua kelebihan sangat signifikan. Pertama ayahnya, Joko Widodo, saat ini masih menjadi Presiden RI. Kedua, Anwar Usman, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi adalah paman Gibran yang telah berhasil "meloloskan"nya menjadi seorang calon wakil presiden. Sidang Mahkamah Kehormatan MK memutuskan bahwa proses pelolosan ini dikategorikan sebagai pelanggaran etik berat sehingga adik ipar Presiden itu dicopot dari jabatannya sebagai Ketua MK. Dua kelebihan Cawapres paslon nomor 2 tersebut dinilai banyak pihak akan sangat mempengaruhi kualitas Pilpres yang coblosannya akan berlangsung pada tanggal 14 Februari 2024  mendatang.

Meskipun ancaman ketidaknetralan begitu kentara, namun penulis berpendapat bahwa penentunya adalah Gusti Allah dan keberanian, kecermatan dan kecerdasan kita sebagai pemilik suara. Pemilih yang cerdas akan mencermati dengan sangat seksama para paslon yang akan dicoblosnya dibalik bilik suara.

Salah satu pencermatan yang bisa dilakukan oleh para votter adalah dengan melakukan pembacaan serius terhadap "Tulisan dan tanda tangan" para kontestan Pilpres. Sebenarnyalah bahwa tulisan tangan dan tanda tangan adalah inseparable atau tidak bisa dipisahkan dari pemiliknya. Handwriting is a graphic extension of our personality, a linier pantomime of unconscious selves ( Henry Morton Robinson dalam Sibarani 1970).

Dalam konteks peraihan ketrampilan dan keahlian, secara umum otak manusia terdiri dari tiga bagian sangat penting yakni otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum) dan pangkal otak (Medulla oblongata). (R.Paryana Suryadipura, 1963).

Sebagai bagian terpenting, otak besar memiliki triliyunan sel-sel syaraf, jaringan syaraf dan pusat-pusat syaraf. Di dalam cerebrum inilah terkandung seluruh sarana prasarana pemikiran dan kesadaran, tempat bersemayamnya perasaan, ide-ide, keinginan-keinginan dan keputusan-keputusan. Ketika seseorang sedang belajar melakukan sesuatu seperti menulis, mengarang, mengendarai mobil dan semua ketrampilan teknis lainnya maka pemikiranlah yang paling banyak digunakan. Dengan demikian, pada level belajar ini kendali kegiatan didominasi sepenuhnya oleh otak besar.

Setelah melakukan pembelajaran dan pelatihan secukupnya, pusat kontrolpun berpindah ke otak kecil. Cerebellum yang mempunyai jutaan serat-serat yang menghubungkan otak besar dan pangkal otak memang berfungsi mengontrol kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan secara sadar tetapi tanpa pemikiran yang terkonsentrasi penuh sehingga membutuhkan energi dan usaha yang jauh lebih kecil dibanding waktu masih dikelola otak besar.

Sementara itu Medulla oblongata yang berhubungan langsung dengan spinal cord (sumsum tulang belakang) berfungsi sebagai pengendali aktifitas-aktifitas otomatis atau reflek dari badan. Ketika sudah berlatih dalam waktu cukup lama maka kita menyetir mobil, menulis atau membuat tanda tangan dengan sangat lancar bahkan secara reflek tanpa pemikiran sama sekali. Pada kondisi ini pengendalian kegiatan diambil oleh medulla oblongata dan sepenuhnya terlepas dari "campur tangan" otak besar dan otak kecil. Pada saat kita menyetir mobil maka koordinasi antara tangan dan kaki berlangsung secara otomatis dan reflek. Begitu juga ketika menulis, kita tidak berpikir tentang bagaimana bentuk tulisan, bagaimana kuat-ringannya tarikan, garis-garis itu tergores diatas kertas secara otomatis dan konsisten, kecuali kalau kita bermaksud "menyamarkan"/"memalsukan"/men-disguised tanda tangan kita sendiri.

Berdasarkan kesimpulan riset oleh Bidang Dokumen dan Uang Palsu Pusat Laboratorium Forensik Polri (2013), tanda tangan seseorang mencapai kedewasaan (unsur-unsur grafis konstan/tidak berubah) ketika yang bersangkutan berumur 23 tahun. Dalam konteks ini jika seseorang ingin meniru atau memalsukan tanda tangan orang lain maka dia harus belajar membuat tanda tangan orang lain tersebut (aktifitas dikendalikan otak besar) dan bisa dipastikan akan gagal. Sebaliknya, orang yang ingin "memalsukan" tanda tangannya sendiri, untuk maksud ssuatu saat nanti "menyangkal" bahwa itu adalah tanda tangan "asli", maka dia harus belajar lagi membuat tanda tangan model baru. Sehingga otak besarnya yang akan mengendalikan giat penyamaran itu, namun karena selama ini kendali sepenuhnya "dikuasai" oleh pangkal otak maka tarikan-tarikan asli akan muncul secara tidak disengaja sebagai dampak dari gerak reflek yang sudah mandarah daging pada yang bersangkutan. Dengan demikian baik secara teori maupun praktek, seseorang tidak mungkin bisa memalsukan tanda tangan orang lain bahkan dia juga akan gagal untuk "memalsukan" tanda tangannya sendiri. Sebenarnyalah bahwa sebagai barang bukti, TANDA TANGAN, baik dari aspek teknis maupun aspek hukum adalah SETARA dengan SIDIK JARI (Hukum Grafonomi IV, Yani Nur Syamsu, 2023).

Begitulah, sebagai khalayak tentu sebagian besar kita tidak mempunyai akses untuk membaca tulisan tangan-tanda tangan dari para paslon, tetapi kita semua bisa "membaca tulisan tangan para paslon dalam bentuk yang lain" yakni rekam jejak-nya masing-masing. Sebagaimana tanda tangan, para capres-cawapres tidak akan bisa "memalsukan" rekam jejak orang lain dan "menghindar" dari rekam jejaknya sendiri.

Marilah kita baca "tulisan tangan"/rekam jejak/track record para paslon nomor urut 1, 2 dan 3 satu-persatu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun