Adakah yang berpikir, apa yang terjadi jika masyarakat di daerah lain yang mayoritas beragama B kemudian melakukan hal yang sama  !? "Gempa" dahsyat yang tak ayal lagi bakal mengguncangkan kohesi sosial di wilayah tersebut dan merambat diseluruh wilayah nusantara.
Padahal bagi bangsa yang super majemuk seperti Indonesia, tidak ada modal sosial yang lebih penting bagi keberlangsungan negara selain modal kohesi sosial ( Yudi Latif, 2018).Â
Dan cara yang paling efektif untuk melestarikan dan mengembangkan kohesi sosial adalah dengan menyemai semangat memberi dan melayani sekaligus menekan hasrat meminta dan menuntut.
Kemudian permasalahan krusialnya adalah bagaimana menyemarakan semangat memberi tanpa menunggu  datangnya bencana.Â
Keteladanan tulus dari para pemimpin, tokoh dan public figure. Lakukan blusukan di seluruh wilayah "kekuasaan" anda, cari orang orang tua yang terlantar, janda janda miskin dan anak-anak yatim, entaskan mereka dari kemelaratan dengan kekuasaan dan kekayaan yang anda miliki.Â
Rakyat anda akan menyimak itu, dan kemungkinan besar mereka akan terpanggil untuk melakukan hal yang sama.
 Anak-anak yang terbiasa melihat orang tuanya secara rutin menyantuni anak yatim dan fakir miskin, tentu akan tertanam di dalam jiwanya bahwa nanti jika sudah bisa mencari uang sendiri, aku akan meneladani apa yang sudah dilakukan oleh bapak saya.
Dan semangat memberipun akan ngrembaka meski bencana alam tidak sedang terjadi.
Semoga ! Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H