Tetapi ironisnya di negeri ini, aset - aset yang dimiliki kurang terpelihara dengan baik. Lihat saja ke mana perginya para juara - juara olimpiade kita? di mana mereka berada? bagaimana dengan penelitian - penelitian yang berhasil mereka ciptakan? Bagaimana kelanjutan inovasi kendaraan ramah lingkungan dan berbagai macam robot dari kampus -kampus kita? Apakah hanya berhenti di ajang kompetisi? Atau kita hanya puas dan bangga ketika hanya menjadi juara dan menjadi headline berita? Lalu ide -ide itu justru dibiarkan merana tanpa realisasi.
Belajar kembali dari Jepang
Tidak ada salahnya belajar dari bangsa lain. Belajar bukan berarti hanya sekedar membeli barang dan mempelajari barang tersebut sehingga bila barang itu rusak kita dapat memperbaiki tapi kita tetap terus membeli produk luar.
Salah satu bangsa Asia yang dapat kita contoh adalah Jepang. Bukan produknya, tetapi semangat sumber daya manusianya. Lihat saja, bagaimana penghargaan bangsa Jepang terhadap karya inovasi rakyatnya. Tidak heran bila perkembangan teknologi di Jepang berkempang begitu pesat. Bahkan sebuah catatan sejarah menyebutkan mampu mempermalukan Sang negara Adikuasa dalam peristiwa Pearl Habour.
Sekali Lagi Kita Seharusnya Bisa
Kebanggaan pada produk sendiri yang benar-benar karya asli, bukan sekedar rangkai bodi, kiranya mesti tumbuh dalam masyarkat kita. Selain itu, Aset- aset pemuda cerdas yang dimiliki semestinya diberi ruang dan kesempatan mewujudkan produknya bukan dimatikan kreativitasnya dengan sikap pesimis. Penyempurnaan itu perlu atau kita akan terus kehilangan orang -orang cerdas karena dipekerjakan di luar negeri karena mereka lebih menghargai ide-ide brilian pemuda Indonesia.
Bangsa ini harus bangun atau selamanya kita hanya jadi penonton dan objek permainan. Tapi semua itu kembali ke kita, mau atau tidak. Toh, setiap orang punya pandangannya masing - masing. Atau jangan- jangan kita masih lebih bangga menggunakan barang KW??? Salam Indonesia