Mohon tunggu...
Yohanes Yanris
Yohanes Yanris Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Ceria adalah salah satu pilihan di antara banyak pilihan untuk menyikapi keadaan yang tidak sesuai dengan keinginan (yanris)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Seharusnya Indonesia Bisa Jaya

7 Mei 2015   10:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:17 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Suatu ketika tersebutlah negara adikuasa berjuluk Amerika. Konon katanya Amerika menjadi sebuah poros perkembangan dunia. Hal itu menjadikan hampir segala sesuatu berpatokan pada negara adikuasa tersebut. Tidak terkecuali Indonesia.

Indonesia Adalah Pasar

Indonesia sering disebut - sebut sebagai suatu yang penting dalam perekonomian dunia. Paling tidak itu sempat terucap oleh beberapa investor yang menanamkan modalnya di tanah Indonesia. Indonesia adalah aset bagi para investor. Mengapa bisa? Karena bangsa ini adalah pasar bagi mereka.

Berbagai produk luar telah membanjiri negeri ini dengan berbagai slogan yang mengagungkan kualitas dan teknologi terkini. Banyak orang Indonesia rupanya lebih gemar mengenakan sesuatu yang berbau luar negeri. Hal ini mungkin dapat menaikkan gengsi di mata orang lain.

Sebagian orang mungkin tidak peduli, tetapi sadar. Sebagian lagi sadar tapi tidak peduli, kalau negeri ini telah menjadi pasar. Lalu di mana posisi kita? Apakah Indonesia punya peran penting dalam permainan pasar ini? atau justru menjadi pemeran penting dalam objek pemasaran? Atau Anda punya pilihan yang lain? Dapat dijawab sendiri ya.

Kita Bangsa yang Pintar

Percaya atau tidak, bangsa Indonesia memiliki aset manusia- manusia cerdas. Sebut saja, setiap tahun Indonesia tidak pernah absent menyabet mendali dalam berbagai perhelatan seperti Olimpiade Sains, olimpiade robot di tingkat internasional. Peghargaan yang dipersembahkan dari para pelajar kita yang duduk mulai dari bangku SMP, SMA, SMK, hingga perguruan tinggi.

Selain itu, tidak jarang media mengulas keberhasilan mahasiswa kita berhasil merancang berbagai teknologi inovasi berupa mobil listrik, berbagai robot, dan masih banyak lagi. Semua itu adalah sebagian kecil saja karena sebenarnya masih banyak prestasi lain ditorehkan oleh para pelajar Indonesia bahkan di antaranya berhasil meraih beasiswa ke luar negeri.

Bagaimana aset kit luar biasa bukan? permasalahanya, mengapa begitu banyak potensi yang kita miliki tetapi kita masih bangga menjadi bangsa yang dijadikan "pasar"?

Indonesia Seharusnya Bisa

Melihat banyaknya potensi pemuda Indonesia, seharusnya Indonesia mampu menjadi pemain dalam era persaingan ini dan menjadi salah satu bangsa yang patut dipandang sebagai salah satu pesaing utama dalam produk bukan konsumsinya. Pembinaan yang tepat dan memberikan kesempatan mengembangkan inovasi terhadap raihan yang telah dicapai kiranya dapat menambah nilai Indonesia di kancah industri dunia.

Tetapi ironisnya di negeri ini, aset - aset yang dimiliki kurang terpelihara dengan baik. Lihat saja ke mana perginya para juara - juara olimpiade kita? di mana mereka berada? bagaimana dengan penelitian - penelitian yang berhasil mereka ciptakan? Bagaimana kelanjutan inovasi kendaraan ramah lingkungan dan berbagai macam robot dari kampus -kampus kita? Apakah hanya berhenti di ajang kompetisi? Atau kita hanya puas dan bangga ketika hanya menjadi juara dan menjadi headline berita? Lalu ide -ide itu justru dibiarkan merana tanpa realisasi.

Belajar kembali dari Jepang

Tidak ada salahnya belajar dari bangsa lain. Belajar bukan berarti hanya sekedar membeli barang dan mempelajari barang tersebut sehingga bila barang itu rusak kita dapat memperbaiki tapi kita tetap terus membeli produk luar.

Salah satu bangsa Asia yang dapat kita contoh adalah Jepang. Bukan produknya, tetapi semangat sumber daya manusianya. Lihat saja, bagaimana penghargaan bangsa Jepang terhadap karya inovasi rakyatnya. Tidak heran bila perkembangan teknologi di Jepang berkempang begitu pesat. Bahkan sebuah catatan sejarah menyebutkan mampu mempermalukan Sang negara Adikuasa dalam peristiwa Pearl Habour.

Sekali Lagi Kita Seharusnya Bisa

Kebanggaan pada produk sendiri yang benar-benar karya asli, bukan sekedar rangkai bodi, kiranya mesti tumbuh dalam masyarkat kita. Selain itu, Aset- aset pemuda cerdas yang dimiliki semestinya diberi ruang dan kesempatan mewujudkan produknya bukan dimatikan kreativitasnya dengan sikap pesimis. Penyempurnaan itu perlu atau kita akan terus kehilangan orang -orang cerdas karena dipekerjakan di luar negeri karena mereka lebih menghargai ide-ide brilian pemuda Indonesia.

Bangsa ini harus bangun atau selamanya kita hanya jadi penonton dan objek permainan. Tapi semua itu kembali ke kita, mau atau tidak. Toh, setiap orang punya pandangannya masing - masing. Atau jangan- jangan kita masih lebih bangga menggunakan barang KW??? Salam Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun