Mohon tunggu...
Yano Sanbein
Yano Sanbein Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

kegemaran dalam hal-hal yang berangkat dari keinginan merupakan suatu sikap dimana seseorang aktif dalam berpikir. sejatinya tidak begitu menarik jika kegemaran dan keinginan tidak diaktualisasikan dalam hal meluapkan pikiran kritis. filosofi tentang apa yang seharusnya dan tanpa tanda sikap yang sadar dan mati dalam kelogisan hidup.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

LGBT dan LGBTQ Problem Orientasi Seksual

12 Desember 2023   20:49 Diperbarui: 12 Desember 2023   21:13 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam pandangan kitab suci sendiri melihat bahwa tidak ada landasan alkitab yang dapat digunakan untuk memberi argumentasi atau penegasan bagi penolakan LGBT. 

Ada juga pandangan dari para kalangan yang Anti-LGBT-LGBTQ yang menuaikan gagasan mereka sebagai berikut ;

Berlandaskan dalam kitab suci jelas bahwa sebenarnya kitab suci telah memberikan gagasan yang cukup kuat berkaitan dengan penolakan terhadap LGBT. Bahkan dikatakan bahwa kitab suci melarang kita untuk bergaul dengan orang orang tersebut, meski juga dikatakan tidak ada kata yang cukup representatif untuk menggambarkan LGBT seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. 

Dalam konsep filosofis dikatakan bahwa penciptaan manusia dengan nature yang berbeda memberi sebuah legitimasi bahwa tindakan LGBT adalah sebuah tindakan abnormal.

Menurut sains dijelaskan bahwa LGBT telah memberikan sumbangan masalah kesehatan.

Berdasarkan pengalaman adanya para kaum LGBT yang mengalami reorientasi dari keadaan mereka sendiri.

Berdasarkan pandangan-pandangan ini bagaimanakah pengaruh dari hal itu berdampak pada situasi sosial masyarakat. Apa sejatinya bernilai buruk ataukah tidak ada dampak yang akhirnya mengakibatkan permasalahan sosial banyak orang. Banyak penafsiran yang berargumen demi mendukung landasan utama dari pendapat mereka sendiri guna kembali pada kebenaran yang ditimbulkan oleh hal-hal yang dianggap bisa di terima atau tidak dapat diterima.

Menetralisir Secara Teologis Tentang LGBT-LGBTQ

Bertolak dari pandangan Gereja yang selalu terbuka pada semua orang, dan bahwa Gereja itu universal untuk membuka diri pada siapapun, maka alangkah lebih baik dengan persoalan yang makin marak dibicarakan ini, maka perlu dinetralisir dangan cara-cara yang berpijak pada perubahan konsep berpikir masyarakat sosial. Melalui pandangan teologis Gereja dan pesan Bapa Suci sejatinya orang-orang dibantu untuk lebih membuka paham yang tidak bertentangan dengan hal-hal yang berlawanan dengan ketentraman dan kerukunan bersama. Dalam pandangan Gereja yang selalu membuka diri dan mengasihi setiap umatnya maka Pernyataan ini dapat ditarik sebuah sikap sosial yang tidak menjadi problem atas keberadaaan mereka kaum LGBT-LGBTQ dalam berelasi di lingkungan sosial. Maka sebagai sikap sosial, jelas dalam himbauan Bapa suci Paus Fransiskus yang mengatakan bahwa LGBT bukanlah suatu kejahatan tetapi dosa, sebab hal itu berlawanan dengan prinsip teologis katolik yang dalam kodratnya sebagai makhluk eksistensialis pada keberadaan yang selanjutnya diperuntukan untuk berkembang di dunia yaitu dengan beranak cucu dan bertambah demi melanjutkan kehidupan di dunia. Dalam pernyataan Bapa suci jelas dikatakan bahwa mereka kaum LGBT-LGBTQ merupakan anak-anak Allah yang sama juga diciptakan oleh Allah dan memiliki keunikan dan kekurangannya masing-masing. Kaum LGBT dan LGBTQ mendapat tempat khusus untuk diterima dan dikasihi dalam Gereja serta dalam kehidupan bermasyarakat. 

Kesimpulan

Kasih dan cinta akan sesama menjadi prinsip utama dan menjadi dasar daei relasi sosial antara manusia. Bahwa mereka yaitu kaum LGBT dan LGBTQ yang memiliki perbedaan orientasi seksual dalam kehidupan sosial, jangan dilihat sebagai musuh yang harus dijauhkan, tetapi terimalah mereka sebagai sesama yang senantiasa saling berelasi dalam kasih. Dengan perbedaan yang berkelainan sesuai dengan norma sosial yang menjadi hal pokok kehidupan bermasyarakat, kaum LGBT-LGBTQ juga dilihat sebagai ciptaan Allah yang unik. Bapa suci melalui himbauanNya itu, sejatinya memberikan keadaan kondusif dalam kaitannya dengan relasi sosial, agar terjadi ketimpangan dalam berelasi dan jangan ada diskriminasi subjektif pada individu-individu tertentu yang berada dalam kelompok LGBT DAN LGBTQ. Situasi yang menuai kontroversi ini yaitu LGBT-LGBTQ yang marak kian berkembang, bukan saja semata-mata dilihat sebagai Problem yang berkenaan dengan keadaan publik, tetapi perlu juga mengalami pembaharuan konsep berpikir dan bertindak yang netral, bahwa merekapun memiliki kekurangan yang harus diterima dan melalui ini, tidak ada suatu ketimpangan ataupun diskriminasi dalam kehidupan sosial bermasyarakat secara khusus kaum LGBT dan LGBTQ. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun