Mohon tunggu...
Yani Dwi Rahayu
Yani Dwi Rahayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Hubungan Internasional, FISIPOL, Universitas Jember

Menyukai lagu mozzart, violinis yang memiliki minat tinggi terhadap sastra.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aksi Penyelamatan UBS terhadap Krisis Credit Suisse; Menguntungkan Siapa?

23 Maret 2023   21:43 Diperbarui: 23 Maret 2023   21:50 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dunia Internasional saat ini digegerkan oleh permasalahan perbankan. Dimana perbankan besar di Amerika yang mulai berguguran, kini juga di susul oleh bank raksasa di Eropa.  Bank tersebut di kenal dengan nama Credit Suisse. Bank ini berasal dari Swiss. Sejak awal didirikan pada tahun 1856, Credit Suisse menjadi entitas kebanggan Swiss. Lantaran bank yang berusia 167 tahun ini memiliki peran yang sangat besar untuk mendongkrak perkembangan ekonomi Swiss.

Credit Suisse memiliki bank Swiss Domestik. Selain itu menurut data dari macrotrends, Credit Suisse memiliki aset yang cukup besar. Tercatat pada tahun 2022 bulan desember lalu Credit Suisse memiliki total aset sebesar USD 556,810 milliar.

Dari data diatas menunjukkan bahwa Credit Suisse menjadi salah satu bank yang pendapatannya memiliki pengaruh dalam sistemik Swiss dan juga Eropa. Oleh karena itu krisis yang dialami oleh Credit Suisse juga memiliki dampak yang cukup besar untuk kerusakan finansial Swiss, serta memunculkan crisis convidence investor maupun nasabah terhadap perbankan Eropa terutama perbankan Swiss.

Dewasa ini bank raksasa asal Swiss nmemiliki gonjang-ganjing finansial dalam kurun waktu yang cukup lama. Kondisi tersebut dapat dilihat dari banyakya skandal permasalahan yang merugikan Credit Suisse, seperti bangkrutnya dana investasi oleh jasa keuangan Grensill Capital yang berasal dari Inggris dan juga kasus Archegos Capital Management yang membuat Credit Suisse mengalami kerugian, selain itu tingginya arus finansial nasabah yang keluar juga berhasil membuat bank ini mengalami kerugian.

Permasalahan yang dialami oleh Credit Suisse menunjukkan bahwa masalah internal yang dilalui sangat berperan dalam krisis yang dialaminya saat ini. Terlebih keuangan Credit Suisse saat ini dihadapkan oleh banyaknya permasalahan framing media. Dimana banyak pemberitaan yang memberikan informasi bahwa Credit Suisse sedang meyakinkan para investornya.

Kondisi tersebut memunculkan kekhawatiran yang sangat tinggi. Lantaran para investor melihat tindakan yang dilakukan Credit Suisse tersebut dapat menggambarkan terjadinya guncangan dahsyat yang menimpa Credit Suisse.

Kekhawatiran investor juga dikarenakan tumbangnya beberapa perbankan Amerika Serikat seperti Sillicon Valey Bank, serta signature bank. Dengan runtuhnya bank-bank Amerika juga membuat investor semakin meragukan kemampuan Credit Suisse untuk melewati rintangan yang semakin kompleks. Point-point tersebut menjadi faktor krisis Credit Suisse, dan oleh sebab itu juga Credit Suisse mengalami penurunan saham yang menyentuh angka 24% serta kerugian yang cukup besar.

Carut marut finansial yang dialami oleh Credit Suisse juga di perparah oleh faktor eksternal. Dimana hal tersebut terjadi ketika penyokong terbesar Credit Suisse tidak lagi mau memberi bantuan lebih agar dapat keluar dari masalah finansial. Prospek yang negative dari Credit Suisse tentu membuat para investor kian ramai melepas sahamnya.

Krisis yang dialami oleh Credit Suisse membuat rivalnya yakni UBS bank juga turut andil dalam krisis ini. Lantaran perbankan yang juga berasal dari Swiss ini berusaha membantu agar Credit Suisse yang memiliki pengaruh sistemik terhadap Swiss dan Eropa tidak tumbang seperti Sillicon Valey Bank, meskipun perbankan tersebut dinilai menjadi failed bank. Hal tersebut juga dilakukan untuk menghentikan krisis perbankan secara global.

UBS sendiri merupakan bank yang memiliki fokus dibidang yang sama. UBS juga menjadi perbankan yang menggeluti dunia investasi. Bank ini beroperasi di Zurich. UBS bank menjadi salah satu bank terbesar di Swiss yang masih bertahan hingga detik ini. Bank ini didirikan beberapa tahun setelah Credit Suisse yaitu pada tahun 1862. UBS bank lahir dari hasil merger beberapa bank di Swiss. Bank ini memiliki keuntungan bersih mencapai USD 7,6 milliar dan memiliki aset sebesar USD 3,95 trilliun. oleh karena itu bank ini dianggap sebagai bank bulge bracket.   

Maka tak heran jika U BS bank yang tercatat pada hari minggu, 19 Maret 2023 mampu melakukan akuisisi Credit Suisse. Aksi UBS untuk mencaplok Credit Suisse di buktikan dengan pembelian saham seharga USD 3,2 milliar. Dimana pemerintah menyetujui aksi tersebut karena dilakukan untuk mengamankan stabilitas keuangan.

Tetapi pasti ada hal lain yang melatar belakangi UBS melakukan hal tersebut. Terutama jika dilihat hubungan antara 2 entitas tersebut sejajar dalam deretan bank bulge bracket, sehingga 2 entitas perbankan yang memiliki peran dalam krisis ini menjadi rival di bidang investasi perbankan. Tidak dapat dipungkiri lagi jika aksi pencaplokan UBS terhadap Credit Suisse pasti memiliki keuntungan tersendiri. 

Seperti yang dikatakan oleh chairman UBS yaitu Colm Kelleher bahwa Credit Suisse aset yang sangat berharga dan memiliki nilai khusus untuk pemegang saham UBS, karena peleburan Credit Suisse pada UBS bank tidak perlu meminta persetujuan dari para pemilik saham.

Lalu bagaimana dengan nasib pemegang saham dengan adanya akuisisi UBS bank?

Sebelum mengalami carut marut finansial, Credit Suisse menjdi bank yang memiliki banyak klien. Dalam hal ini berfokus pada sektor investasi. Adapun klien yang bekerja sama dengan Credit Suisse salah satunya yaitu perbankan yang berasal dari timur tengah tepatnya perbankan dari Arab Saudi.

Perbankan Arab Saudi menjadi investor yang memiliki pengaruh kuat terhadap Credit Suisse, lantaran Saudi National Bank menjadi pemegang saham terbesar dalam tubuh Credit Suisse. Saudi National Bank tercatat memiliki saham sebesar 9,9%. Senilai 1,4 milliar franc Swiss. Dengan harga 3,82 franc per saham. Tetapi Saudi National Bank bukan satu-satunya entitas asal Arab Saudi yang memiliki saham di tubuh Credit Suisse, namun juga ada entitas lain seperti Saudi Olayan Group yang juga berperan.

Tetapi tumbangnya kesehatan finansial Credit Suisse, Saudi National Bank sendiri tidak bisa membantu. Hal tersebut dikarenakan tingginya kepemilikan saham. Jika Saudi Nationl Bank turut turun tangan maka pemilikan saham akan lebih dari 10% dan itu artinya Saudi National Bank terikat oleh perbankan asal Swiss tersebut. kondisi tersebut membuat SNB tidak dapat berkutik.  

Oleh karena itu entitas lain masuk ke dalam krisis Credit Suisse. Adanya aksi penyelamatan yang di lakukan oleh UBS bank seakan-akan menjadi polemic para pemegang saham. Bagaimana tidak pencamplokan saham dengan harga yang cukup rendah berada di kisaran 0,76 franc per saham tentu dapat merugikan para pemegang saham.

Kondisi tersebut tentu sangat dirasakan oleh perbankan Arab Saudi. Seperti Saudi National Bank yang mengalami banyak kerugian akibat aksi peleburan yang dilakukan oleh UBS bank. Lantaran Saudi National Bank tercatat mengalami kerugian yang mencapai 80 % atas investasi yang diberikan dalam tubuh Credit Suisse. Dengan begitu secar garis besar aksi UBS ini hanya akan menguntungkan pihaknya saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun