Mohon tunggu...
Siti Royani
Siti Royani Mohon Tunggu... Freelancer - IRT yang doyan nulis dan membaca. Senang membagikan resep-resep makanan dan kisah-kisah fiksi

Blogger & Copy Writer

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen#1, Ibu Untuk Delia

26 Februari 2019   20:58 Diperbarui: 26 Februari 2019   21:00 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : piknu.com/u/lilipimousse

Akhirnya setelah setahun berselang, kuberanikan diriku berkata pada Delia kalau ibunya akan segera pulang. Sejenak ia menatap mataku, seolah merasa tak percaya atas apa yang baru saja didengar dari ayahnya. Namun aku tak kenal putus asa, terus berusaha meyakinkan itu.

''Ibu pulang Yah?'' tanyanya sambil memandangku. Mencari kebenaran di sana. Tapi aku justru memiliki firsat aneh, seolah dia tengah menyembunyikan sesuatu.

''Iya sayang, hanya saja ibumu agak kurus sedikit sebab lama tak bertemu kita.'' Aku memeluk tubuh Delia, berharap dia mau menerima kehadiran Bunga dalam hidupnya. Seketika perasaanku hancur lebur, ketika mengatakan hendak memperkenalkan sang calon ibu untuk dia. Menggantikan posisi orang tua perempuannya.

Tapi Delia hanya menatapku kosong dan tersenyum penuh misteri. Kemudian aku memberanikan diri bertanya sesuatu tentang ibunya.

''Delia, masih ingat wajah ibu?''

Kembali ia memandangku lalu menarik bibirnya ke atas, kembali tersenyum.

''Enggak Yah. Tapi Del yakin wajah ibu pasti sangat cantik dan baik hati. Karena itu Del sayang dia dan juga ayah.'' Ia membalas pertanyaanku sambil membalas pelukanku.

Tentulah Delia tak ingat ibunya. Karena pada waktu Siska wafat, ia masih sangat kecil baru berumur 2 tahun. Jadi mana mungkin dapat mengingat muka ibunya dengan jelas.

Kini tibalah momen Bunga datang ke rumah. Awalnya Delia sangat terkejut begitu tahu rupa Bunga. Bahkan saking terkejutnya, sampai aku menyuruhnya memanggil dengan sebutan mama.

Namun demikian tampaknya Delia juga tak merasa keberatan atas hadirnya Bunga ke rumah kami. Usai makan malam, Bunga membawanya ke kamar. Dia bermaksud memberikan hadiah kepada Delia, sementara aku menguntitnya dari balik pintu, menguping percakapan mereka berdua di dalam sana.

Awalnya kulihat Delia tampak senang dengan aneka hadiah yang diberikan oleh Bunga. Tap sesaat kemudian, keduanya tampat terlibat pembicaraan serius serta menegangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun