mula-mula tak mengapa satu dua tigaÂ
jatuhnya membasahi kain yang menutupiku
entahlah
perlahan aku tak sadar
menyusup rasanya
makin deras aku lihatÂ
sakit yang tak terdefinisikanÂ
menjelma ternyata
dalam air
yang kita sebut hujan
yang kita sebut air mata
juga.
(Padang, Bulan ke-3)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!