Mohon tunggu...
Badriah Yankie
Badriah Yankie Mohon Tunggu... Guru - Menulis untuk keabadian

Badriah adalah pengajar bahasa Inggris SMA yang menyukai belajar membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Berbagi Pengalaman Mengajar dengan Menulis Artikel

6 April 2019   11:17 Diperbarui: 6 April 2019   12:12 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pengalaman mengajar dapat menjadi inspirasi bagi orang lain sekaligus menjadi alat refleksi untuk pelakunya. Menuliskan pengalaman mengajar dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dalam tulisan berbentuk artikel.

Menulis artikel untuk tujuan berbagi pengalaman mengajar dapat menggunakan jenis teks paparan atau deskripsi. Teks deskripsi adalah teks yang berisi penjelasan secara rinci mengenai barang, orang, benda, masalah, kasus, isu, atau sesuatu. Memaparkan pengalaman mengajar termasuk kedalam mendeskripsikan kasus.

Secara struktur teks deskripsi terdiri dari: 1) judul, 2) nama penulis, 3) identifikasi, dan 4) deskripsi, 5) Penutup (optional).  Kelima hal tersebut akan diuraikan di bawah ini.

Pertama, judul. Tidak ada ketentuan baku untuk membuat judul artikel pengalaman mengajar. Sekadar saran, judul jangan terlalu panjang. Sebelum membuat judul pengalaman mengajar, ingat-ingat pengalaman mengajar yang mana yang akan ditulis. 

Sebagai contoh, seorang guru Bahasa Inggris SMA ingin berbagi pengalaman mengajar menulis Caption dengan menggunakan IG. Judul yang bisa ditulis misalnya  Caption IG Fasilitasi Siswa Berpikir Kritis, atau IG untuk Caption, atau  Berbagi Caption dengan IG, atau judul lain yang dipandang  mewakili pengalaman yang akan dibuat artikelnya.

Kedua, nama penulis. Umumnya, pada media massa nasional nama penulis ditulis tanpa menggunakan gelar. Namun, jika penulisan gelar dipandang perlu, dicoba saja dicantumkan. Masalah nanti gelarnya muncul atau tidak, itu ditentukan oleh redaksi.

Ketiga, identifikasi. Identifikasi adalah tulisan yang berisi penjelasan mengenai kasus apa yang akan dibahas. Identifikasi disimpan di awal sebagai paragraf pembuka. Tidak ada ketentuan berapa jumlah kalimat atau paragraf untuk identifikasi. 

Untuk sekadar latihan, cobalah gunakan identifikasi yang terdiri dari dua paragraf. Paragraf pertama berisi pengantar untuk masuk ke penjelasan spesifik tentang kasus yang dibahas.

Sebagai gambaran, judul Caption IG Fasilitasi Siswa Berpikir Kritis dapat diberi identifikasi seperti berikut. Pada paragraf pertama, tulis hal umum terkait menulis caption, misalnya Memberikan penjelasan pada gambar telah menjadi bagian dari keseharian dalam kehidupan era digital. 

\Setiap orang mengunggah gambar diikuti dengan penjelasan mengenai gambar tersebut. Tujuannya tiada lain adalah untuk memberikan makna lebih mendalam dan lebih luas terhadap gambar.

Pada paragraf kedua tulis hal spesifik mengenai kasus yang sedang dibahas. Sebagai contoh, Para siswa, sebagai anggota masyarakat digital, tidak luput menggunakan Caption. Tidak adanya pengalaman belajar membuat caption, mengakibatkan caption penyerta gambar menjadi tidak berfungsi. Pun, tidak adanya sarana orisinal belajar membuat caption, mengakibatkan menulis caption tidak membantu memperjelas maksud gambar. 

Memberikan siswa mendapatkan pengalaman belajar membuat caption dan diunggah pada IG diasumsikan membantu para siswa menjadi penulis caption piawai. 

Ketiga, deskripsi. Deskripsi adalah bagian yang menjelaskan secara rinci kasus yang sedang ditulis. Jika kasusnya terkait penggunaan IG untuk Caption, deskripsi pertama misalnya memuat bagaimana tatacara membuat caption yang kemudian diunggah pada IG. 

Deskripsi kedua, misalnya memuat kendala yang mungkin ditemukan pada saat membuat caption dan pada saat caption telah dimuat di IG. Deskripsi ketiga, misalnya menjelaskan hal-hal positif yang ditemukan setelah siswa mengunggah Caption pada IG.

Menuliskan pengalaman mengajar dalam bentuk artikel jenis paparan secara teori seperti diuraikan di atas. Hal lain yang harus diperhatikan pada saat menulis artikel adalah menghindari penggunaan pronomina saya, kami, kita, atau penulis agar paparan tidak menjadi subyektif (persona). 

Selain itu, agar artikel bisa termasuk kedalam tulisan teks ilmiah mengingat teks ilmiah disepakati impersona atau keterlibatan penulis tidak ditulis.

Kalimat Menulis caption yang diunggah pada IG membuat siswa saya semangat. Mereka berupaya membuat caption terbaik agar bisa banyak diberi komentar oleh pengikut IGnya juga oleh saya sebagai gurunya. Termasuk subyektif, ada persona saya di dalamnya.

Untuk disajikan pada artikel, ubah menjadi Menulis caption yang diunggah pada IG membuat para siswa semangat. Mereka berupaya membuat caption terbaik agar bisa banyak diberi komentar oleh pengikut IGnya juga oleh gurunya.

Seluruh pengalaman mengajar guru dapat dijadikan artikel dalam bentuk paparan. Pengalaman yang dipandang biasa-biasa saja karena bagian dari rutin mengajar, ketika dipaparkan kedalam bentuk artikel bisa saja menjadi inspirasi bahkan solusi bagi guru lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun