Jurnal pribadi adalah tulisan yang memuat pengalaman, perasaan, emosi, masalah, refleksi, dan evaluasi. Bagi kebanyakan orang Indonesia, diary lebih populer. karena hanya berisi catatan apa yang dirasakan, dipikirkan setiap hari, dan tidak untuk dibaca oleh orang lain.Â
Berbeda dengan Jurnal yang tidak saja menuliskan perasaan, tetapi menuliskan pula solusi terhadap perasaan yang sedang dihadapi. Jurnal memuat refleksi, analisis, tawaran jalan keluar terhadap masalah hidup yang sedang dirasakan. Sesuai dengan isinya, maka jurnal bisa dibaca orang lain, bisa berguna bagi orang lain, selain tentu saja sangat beguna bagi si penulisnya sendiri.
Menulis pada jurnal membantu menyehatkan mental dengan alasan seperti diuraikan secara simultan di bawah ini.
Pertama, jurnal adalah alat terapi sekaligus teman setia. Selama 24 jam jurnal selalu terbuka. Pada saat kita memerlukan teman yang bersedia menerima curahan isi hati, mendengarkan kegalauan, menyimak kesedihan, mengevaluasi kekonyolan, jurnal bisa ditemui. Ia bisa ditulisi apapun, ia menerima gerutuan, pun solusi apapun tanpa menghakimi, tanpa menolak.
Menuliskan kemarahan, kesedihan atau emosi lainnya kemudian merefleksikannya sendiri menjadi jalan untuk mengenali emosi diri sendiri. Jurnal sebagai alat untuk menampung semua emosi yang mungkin tidak berani dibicarakan kepada orang lain membantu penulisnya melepaskan emosi secara sehat.Â
Pada saat ia menganalisis kenapa emosi itu muncul, bagaimana ia harus bersikap dan bertindak terhadap emosi tersebut agar tidak muncul masalah besar lainnya, maka jurnal memfasilitasi terjadinya dialog antara emosi dengan logika melalui dialog ego yang tertuang dalam bentuk tulisan. Emosi, misalnya kecewa yang sangat dalam, yang hanya digenggam, ditahan, disembunyikan, ditelan sendiri dan dibiarkan tanpa ada penanganan akan memicu hadirnya depresi. Seseorang yang depresi, jelas kesehatan mentalnya terusik.
Mengenali emosi sendiri, memahami kenapa itu terjadi, bagaimana mengatasinya membuat seseorang menjadi lebih hati-hati kelak. Menuliskan permasalahan yang dialami dan menganalisisnya membuat pikiran berkerja menyelesaikan masalah, bukan bergumul dengan masalah tanpa ada penyelesaian.
Menggunakan jurnal sebagai teman 24 jam sekaligus sebagai alat terapi penyalur emosi, bisa dilakukan dengan mudah dan murah. Sekarang ini tersedia berbagai alat tulis yang bisa dibawa ke mana-mana.Â
Bagi yang suka dengan pulpen-kertas, dapat menggunakan buku jurnal. Namun bagi yang memilih menulis tanpa pulpen-kertas, dapat memilih buku jurnal virtual misalnya blog. Jika menganggap menulis pada blog minim privasi, dapat menggunakan fasilitas note yang umumnya tersedia pada gawai.
Kedua, jurnal adalah alat pengurang stres. Mood manusia berubah dari waktu ke waktu. Menjaga agar mood tetap baik agar seluruh aktivitas yang dilakukan dengan senang hati, tidak semudah mengatakannya. Ada yang menyarankan bahwa jika kita stres, marah, sedih, kecewa, coba tarik nafas dalam-dalam dan hembuskan secara perlahan. Cara ini tentu sedikit meredakan karena ada jeda bagi tubuh untuk menjauh sejenak dari masalah kemudian mengambil tindakan.Â
Menulis pada jurnal lebih dari sekadar memberikan jeda kepada tubuh, namun memberikan jeda pula pada pikiran. Pikiran dilibatkan untuk mengkaji hal yang sedang dihadapi dan dirasakan dengan cara diuraikan dalam bentuk tulisan. Mengubah hal yang dirasa menjadi kalimat bukanlah hal yang mudah. Mengalihkan emosi dan tekanan kedalam bentuk tulisan memerlukan ketenangan. Menenangkan diri dan menulis artinya melakukan tindak preventif agar tidak terjadi tekanan atau stres yang terlalu berat.