Ia sedikit tahu tentang sinkronisasi data. Jawaban tadi ia anggap sebuah keputusan. Tentulah berbeda peran seorang otorita pemegang data dengan operator dan pengguna data. Saling silang kait urutan data menjadi hirarki ketergantungan jalannya sistem data. Saling konfirmasi data selalu jadi penentu keberhasilan program.
Para pegawai saat ini dipaksa masuk pada sistem dalam jaringan. Semua ditujukan untuk kemudahan penelusuran data personal pegawai. Semua kemudahan tersebut muncul terbalik ketika para pegawai di lini daerah yang jauh dari internet bahkan belum berkenalan dengan internet mengandalkan operator untuk pengisian semua data.Â
Kejanggalan muncul ketika pegawai-pegawai dari negeri di bawah gunung ini (bahkan) tidak paham pasword surat elektroniknya sendiri. Saat ini, aparatur sipil negara harus memiliki password surat elektronik untuk memastikan dirinya tercatat pada data pangkalan pegawai yang dikendalikan Jakarta.
Masalah yang hendak ia bantu selesaikan ternyata berhadapan dengan hirarki sistem. Harus runut. Taat program. Pemberitahuan yang tidak runut mengakibatkan ia terjerembab pada solusi yang mendatangkan masalah baru. Pegawai dari kaki gunung yang juga aparatur sipil negara mendapatkan informasi tidak tuntas dan tidak runut dari atasannya.Â
Dia pontang dan panting meminjam ongkos agar sistem perangkat lunak ini bisa menampung namanya. Dalam kemasygulan orang desa yang tidak pernah menjamah keyboard atau menyentuh layar screen, dia tergagap-gagap menyampaikan masalah yang dia sendiri tidak mengerti.  Kondisi bertambah akut pada saat ada seseorang yang bersedia merapikan jalur-jalur nirkabel nasibnya, dia  tidak mudah dihubungi. Si penolong dengan mata kosmetiknya tak mampu memandang solusi lain yang lebih praktis sehingga saudara sepekerjaan dengannya kelak mendapatkan kemudahan bekerja secara administratif di tempat kerjanya yang baru.
Ia kembali pulang dan kembali ia membuka mata dan menyimpannya. Ada saatnya ia tidak memakai mata, dan itu lebih menyenangkan karena sesaat ia lepas dari sakit dicucuk mata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H