Sobat yang memotivasi !!
Usai merayakan gempitanya HUT kemerdekaan RI, adakah yang tersisa dan mengendap di memori kita tentang heroisme para pejuang kemerdekaan? Adakah yang memotivasi kita untuk belajar dan bekerja giat mengisi kemerdekaan selain kepuasan menjuarai lomba balap karung dan independence party?
Menariknya, beberapa hari sebelum tanggal 17 Agustus, telah menjadi viral berita tentang negeri ginseng yang hanya jaraknya hanya berbilang tahun dengan Indonesia menjadi negara merdeka. Namun bak bumi dan langit, kini kedua negara “berbintang Leo” itu berada pada kutub yang berbeda. Apa yang membuat Korea demikian digdaya sementara kita tertatih menyusulnya di belakang? Apa faktor pembeda sehingga semua sepakat bahwa Korea adalah bukan lagi ‘macan Asia’ tetapi sudah menjadi ‘ikon dunia’ untuk banyak keunggulan?
Kita mendengar apa yang disebut dengan Korea Wave yang begitu menggulung dunia. Sobat! Wabah ini begitu melanda dunia, khususnya Asia dengan berbagai atribut budayanya. Mulai dari model dandanan rambutnya yang beken dengan sebutan K-cut, dramanya yang begitu melankolik menguras air mata, dan fashion style-nya yang digilai banyak remaja baik cowok apalagi kaum hawanya, dan terakhir para artis yang gayanya dicontek habis oleh para boyband dan girlband kita. Sebut saja Smash, Cherrybelle, 7icon, menjadikan mereka sebagai kiblat, baik dalam berdandan maupun bermusik.
Fenomena K-Pop demikian merasuk melintas batas geografis dan usia. Tapi ingat sobat, ini budaya pop, ini hanya masalah trend, yang tidak permanen bahkan cenderung menipu! Tahukah kita bahwa masyarakat Korea yang mayoritas atheis ini memiliki tingkat depresi tertinggi di dunia? Tahukah kita bahwa di Korea, 21 dari seratus ribu orang mati bunuh diri? Siapa yang terbanyak diantara mereka? Artis menduduki urutan pertama, disusul oleh wiraswasta dan pegawai kantoran!
Hermawan Kertajaya, konsultan marketing tersohor pernah memberi clue, bahwa kalau kita tak bisa menjadi pionir, maka jadilah good follower!Rumus ATM bisa kita pakai: Amati, Tiru, Modifikasi. Banyak inspirasi yang bisa kita ambil dari Korea, sebuah negara agraris tradisional yang berhasil melakukan transformasi ekonomi yang luar biasa hingga menjadi negara industrialis raksasa.
Ingat sobat, smartphone Blackberry dan i-pad bikinan Apple hanya bisa ditaklukkan oleh ponsel android Samsung. Kia Motors hanya setingkat di bawah Mercedes Benz penjualan produknya untuk kategori mobil premium. Belum lagi, televisi dan alat pendingin LG sudah demikian akrab di rumah kita.
Sobat! Korea Selatan adalah negara yang berhasil bangkit dari keterpurukan perang saudara berkepanjangan, menyusul periode penjajahan Jepang. Usia kemerdekaannya tak jauh dari negara kita, hanya berjarak tiga tahun!
Pada awal-awal kemerdekaannya, karena begitu melaratnya, sampai-sampai Korea dijuluki sebagai “negara tanpa harapan”. Dengan tingkat inflasi tertinggi di dunia, Korea hanya bisa survive dengan bantuan utang!
Sobat yang luar biasa!!!
Hanya butuh waktu empat dekade, Korea berhasil menjungkirkan semua pesimisme dan menyalip negara yang pernah memandangnya sebelah mata. Lihatlah deretan angka statistik berikut yang sangat mencengangkan: produk domestic bruto (PDB) Korea Selatan meningkat 420 kali lipat dari 2,3 mliar dollar AS (1962) menjadi 969,9 milliar dollar AS (2007), sementara PDB per kapita naik 230 kali dari 87 dollar AS menjadi 20.045 dollar AS per tahun. Korea Selatan juga mencatat pertumbuhan ekspor rata-rata di atas 30 persen per tahun selama tiga dekade lebih. Nilai ekspor melonjak dari 3 persen dari PDB (1962) menjadi 37 persen dari PDB (2000). Ekspor yang sebelumnya 88 persen berupa produk primer, tahun 2004 sekitar 97 persennya berupa manufaktur teknologi tinggi. Itu statistik beberapa tahun lalu, apatah lagi sekarang.
Deretan angka di atas, cukup menghantarkan Korea Selatan sebagai kekuatan dagang ke-11 terbesar dunia. Korea Selatan juga pemilik cadangan devisa terbesar keempat. Di semua komoditas ekspor unggulan, Korea Selatan hampir selalu mendominasi: nomor satu di industri pembuatan kapal; ketiga di semikonduktor; keempat di digital elektronik; kelima untuk baja, petrokimia, dan tekstil; serta kelima di otomotif. Pendeknya, Korea telah menjelma menjadi negara industri modern paling dinamis dan diperhitungkan dunia.
Sobat yang menginspirasi !!
Kekuatan luar biasa macam apa yang bisa mengubah keadaan demikian begitu dramatis? Value yang bagaimana yang menjadikan rakyat Korea memiliki dignity mengagumkan? Sobat sekalian, apakah anda penikmat musik, drama Korea, atau budayanya? Apakah yang bisa kita ambil dari itu semua? Yup, kuatnya karakter dan identitas merekalah yang membuat bangsa itu mampu menjadi survival bahkan trendsetter, berdiri tegak di antara budaya lain di dunia.
Di tengah hempasan arus globalisasi, mereka mampu bertahan dengan tradisi budaya yang kuat : inhwa(loyal terhadap institusi bekerja), kibun(menghormati orang lain dan menjaga jangan sampai orang kehilangan muka), dan jeong do(senantiasa memberikan nilai tambah dan inovasi berkelanjutan).
Tak hanya itu, bangsa Korea memiliki profesionalisme yang sangat tinggi dan etos kerja yang mengagumkan. Prinsip mereka, ketika kamu tidak bekerja keras, kamu tidak akan hidup! Menurut catatan, jam kerja mereka jauh lebih panjang dibandingkan negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) lainnya. Untuk itu mereka sangat disiplin dengan schedule yang disepakati, jadwal yang telah di-declare, dan target yang telah dipancangkan.
Masih ingat dengan gelandang energik Manchester United, Park Ji Sung? Bak kuda pacu, Park begitu ngotot mengejar bola, disiplin menjaga lini pertahanan sekaligus cekatan menusuk gawang lawan. Begitulah tipikal Korea!
Ssssttt.....,satu lagi sobat! Bangsa Korea, khususnya Korea Selatan paling benci menggunakan produk dari negara yang pernah menjajahnya, Jepang. Untuk menggunakan produk canggih, secara bertahap dan mandiri, mereka memproduksi sendiri. Karakter bangsa yang cinta akan produk dalam negeri ini membuat perusahaan-perusahaan raksasa Korea berjaya, dicintai di negeri sendiri sekaligus kompetitif di luar negeri.
Sobat yang luar biasa!!!
Inspirasi apa yang bisa kita petik dari “Korea wave” di atas? Bukan merupakan kesalahan kalau kita kagum dengan boysband mereka. Bukan pula suatu kesia-siaan kalau kita bisa menikmati lirik-lirik manis mereka. Dan jangan kita pelit untuk mengapresiasi kekompakan mereka yang mampu meracik harmoni di atas kelebihan masing-masing.
Namun, jauh lebih bermakna bila kita bisa memahami kunci sukses mereka yang tetap menjaga jati diri bangsa. Bagaimana mereka sangat menjaga performa panggung dengan terus berlatih keras dan menepati jadwal yang demikian padat. Bagaimana mereka sangat peduli dengan penggemar fanatiknya dan tak segan memberikan motivasi kepada mereka yang galau.
Semoga inspirasi “Korea wave” turut menggulung kita untuk bisa berkarya lebih baik lagi. Sungguh, karena kecintaan kita akan tanah air, mari kita ‘contek abis’ cerita sukses Korea menjadi role model kebangkitan bangsa, dengan jati diri Indonesia! Dirgahayu negeriku ...
Sharing is caring,
Yan Eka Milleza
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H