Mohon tunggu...
Yandra Susanto
Yandra Susanto Mohon Tunggu... Guru - Penulis, Pendidik, Ayah, Pendakwah

Nilai tertinggi seorang Manusia adalah ketika bisa memberikan manfaat kepada orang lain

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ketika Siti Hajar Protes kepada Nabi Ibrahim

5 Juli 2024   10:25 Diperbarui: 5 Juli 2024   10:30 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Wahai suamiku! Pergilah. Jangan sedikitpun engkau lalai akan perintahNya. Jangan khawatirkan kami, Allah akan menjagaku dan putra kita!" Seru Siti Hajar dengan tersenyum.

Wahai! Inilah ketaatan! Ini lah keikhlasan yang hakiki. Ini bukan ketidak berdayaan terhadap situasi, tetapi ini tentang menerima.

Mendengar hal itu Nabi Ibrahim menatap langit dan terus berjalan. Meninggalkan anaknya di tempat itu. Tangannya menghadap langit dan berdoa.

"Rabbana inni askantu Min zurriyati biwadin ghairi zi zar'in inda baitikal Muharram, Rabbana Liyuqimus shalah, Faj'al af 'datum minannasi tahwi ilaihim, warzuqhum minas sajarati la'allakum yaskurun" QS.Ibrahim:37

"Ya Rabb, sesungguhnya aku sudah meninggalkan sebagian dari keturunanku di tempat yang tidak ada siapapun dan jauh dari baitullah, Ya Rabb agar mereka tidak meninggalkan shalat, jadikanlah mereka penyejuk mata dan penenang hati bagi manusia, dan berilah mereka Rezki dari tumbuhan agar mereka bersyukur!"

Sahabat! Bukan karena Ibrahim as kejam terhadap istrinya, tak sayang kepada calon bayinya. Bukan. Kecintaannya kepada keluarga sangat besar. Nabi Ibrahim sudah mendambakan kelahiran seorang anak sejak puluhan tahun. Hal ini terabadikan dalam Qur'an surah As syafaat: 100.

Dia sangat mencintai keluarganya.

Tapi Allah cemburu, Allah tak ingin cinta hamba kepada dunia mengalahkan cinta kepada Nya. Allah tak suka itu.

Siti Hajar Protes, bukan karena tak taat suami. Tapi hanya ingin memastikan bahwa cinta suami kepadanya tak mengalahkan cinta kepada Allah.

Inilah ketaatan. Inilah cinta. Cinta yang sejati tak butuh penjelasan. Setiap perintah tak punya ruang untuk negosiasi. Taat kepada Allah adalah harga mati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun