Mohon tunggu...
Yandra Susanto
Yandra Susanto Mohon Tunggu... Guru - Penulis, Pendidik, Ayah, Pendakwah

Nilai tertinggi seorang Manusia adalah ketika bisa memberikan manfaat kepada orang lain

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Anak Susah Diatur? Coba Lakukan ini!

23 Mei 2024   08:41 Diperbarui: 23 Mei 2024   08:45 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Readers, Assalamualaikum!

Masa terus berganti. Kecepatan pertumbuhan teknologi dan ilmu pengetahuan sering tidak berbanding lurus dengan kemampuan manusia memfilternya, hal ini berpengaruh pada perubahan perkembangan anak-anak.

Generasi 80,90-an dengan generasi Z jelas berbeda perilaku dan cara menghadapinya. Berbeda pendidikan dan cara bermainnya. Sungguh semuanya berbeda.

Seringkali kita terjebak dengan cara lama. Kita masih menghadapi anak sebagimana kita diperlakukan sebelumnya. Sehingga sering terjadi penyimpangan dan kesalahan cara kita menanggulangi permasalahan.

Di era 90-an, permainan kita semuanya adalah permainan tradisional. Bermain kelereng, bola, petak umpet dan semua permainan yang menghabiskan waktu dan melalaikan. Kita sering kena marah saat magrib tiba masih bermain bola. Saat bel berbunyi kita masih bermain kelereng di belakang sekolah dan lainnya.

Jaman berganti, pola permainan masih sama. Hanya saja dimensinya sudah berbeda. Jika dulu permainan menyita waktu dan membuat kita sering di marahi adalah permainan paling mengasyikkan di jamannya. Sekarang permainan tetap mengasyikkan bagi anak-anak kita. Hanya saja jaman dulu masih tradisional, sekarang permainan sudah di digitalisasi. Semua permainan kita dahulu di program dalam bentuk games online. Gadget.

Lalu bagaimana mengatasinya? 

Kita melihat dari sudut pandang kita bahwa games dan gadget adalah sesuatu yang horor dan menakutkan bagi anak-anak kita. Tetapi sebenarnya tidak seseram itu. Kapal bisa mengapung dan menyeberangkan ribuan orang tetapi juga bisa menenggelamkannya. 

Begitu juga teknologi. Bisa merusak bisa juga membawa perubahan positif tergantung Bagaimana kita merespon dan mengaturnya. Di satu sisi anak susah diatur, disisi lain kita sadari atau tidak bahwa anak jaman sekarang jauh lebih cepat mengetahui banyak hal di banding kita dahulu.

Readers! Saya tidak dalam arti menghalalkan gadget bagi anak-anak. Tidak sama sekali. Tetapi saya ingin mengatakan bahwa bagaimana kita mengatur dan mendidik anak kita di jaman teknologi ini. Kita tak mungkin membunuh kemajuan teknologi, kitabtak mungkin membiarkan anak kita gagap teknologi dan tentu saja kita tak ingin anak kita menjadi bajingan karena salah dalam penggunaan Teknologi.

Dalam hal ini peran orang sangat besar dan berat. Meskipun masa dan teknologi sudah berubah, sebenarnya Islam memberikan solusi sejak dahulu dan itu tak lekang oleh waktu.

Pertama keteladanan. 

Yang menjadi krisis paling berbahaya bagi generasi Z bukanlah gadget. Tapi Krisis keteladanan. Anak sering kali cuek dengan apa yang kita katakan, tapi lihatlah mereka selalu berhasil dengan apa yang kita lakukan. Perbuatan-perbuatan kita cendrung menjadi standar kebenaran bagi anak-anak kita. Bukan soal apa yang kita katakan. 'Like Father like son!'

Orang tua, dan guru meski mampu menjadi figur model bagi anak kita. Yang akan di gugu dan di tiru. Sekarang jika kita mau jujur, beranikah kita mengatakan bahwa semua perilaku kita pantas di gugu dan di tiru oleh anak dan peserta didik kita?

Kedua Berlaku lemah lembut

Readers, Anak yang biasa di bentak, dia kan terbiasa membentak. Anak yang sering di pukul, mereka akan cendrung suka memukul. 

Sudah separah apa kesalahan anak sehingga mereka layak di bentak? Sudah sebesar apa kesalahannya sehingga layak di pukul? Bahkan Fir'aun, sebagai manusia paling sombong dan durhaka, Allah memerintahkan Nabi Musa as datang mengingatkannya dengan lemah lembut. 

Ketiga, Doakan kebaikan untuk mereka!

Readers, doa guru dan orang tua untuk anak sangatlah besar pengaruhnya. Doa tanpa penghalang. Sebut nama mereka dalam doa terbaik kita. Dan berhati-hati lah bahwa apapun yang kita katakan kepada anak kita bisa menentukan dia akan menjadi apa. Ingat, ucapan itu adalah doa bagi mereka!

Readers, Jaman boleh maju. Teknologi biar menjulang tapi prinsip-prinsip kebaikan dan keteladanan kita tak boleh punah. Karena inilah pondasi pembentukan akhlak dan moral.generasi selanjutnya.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun