Pertama keteladanan.Â
Yang menjadi krisis paling berbahaya bagi generasi Z bukanlah gadget. Tapi Krisis keteladanan. Anak sering kali cuek dengan apa yang kita katakan, tapi lihatlah mereka selalu berhasil dengan apa yang kita lakukan. Perbuatan-perbuatan kita cendrung menjadi standar kebenaran bagi anak-anak kita. Bukan soal apa yang kita katakan. 'Like Father like son!'
Orang tua, dan guru meski mampu menjadi figur model bagi anak kita. Yang akan di gugu dan di tiru. Sekarang jika kita mau jujur, beranikah kita mengatakan bahwa semua perilaku kita pantas di gugu dan di tiru oleh anak dan peserta didik kita?
Kedua Berlaku lemah lembut
Readers, Anak yang biasa di bentak, dia kan terbiasa membentak. Anak yang sering di pukul, mereka akan cendrung suka memukul.Â
Sudah separah apa kesalahan anak sehingga mereka layak di bentak? Sudah sebesar apa kesalahannya sehingga layak di pukul? Bahkan Fir'aun, sebagai manusia paling sombong dan durhaka, Allah memerintahkan Nabi Musa as datang mengingatkannya dengan lemah lembut.Â
Ketiga, Doakan kebaikan untuk mereka!
Readers, doa guru dan orang tua untuk anak sangatlah besar pengaruhnya. Doa tanpa penghalang. Sebut nama mereka dalam doa terbaik kita. Dan berhati-hati lah bahwa apapun yang kita katakan kepada anak kita bisa menentukan dia akan menjadi apa. Ingat, ucapan itu adalah doa bagi mereka!
Readers, Jaman boleh maju. Teknologi biar menjulang tapi prinsip-prinsip kebaikan dan keteladanan kita tak boleh punah. Karena inilah pondasi pembentukan akhlak dan moral.generasi selanjutnya.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H