Beberapa waktu yang lalu, mereka kehabisan bahan makanan. Beberapa hari mereka hampir tidak makan apapun. Sampai suatu hari, mereka melihat bangkai seekor sapi dibuang ke Sungai. Lalu mereka mengambilnya. Daging Bangkai sapi itu mereka bakar dan dimakan.
Saat itu datanglah penjahit sepatu, dia ingin membeli daging yang mereka bakar untuk istrinya yang hamil dan mengidam daging bakar. Tetapi wanita tua itu menolaknya.
"Tuan! Daging ini tak bisa kami jual!"
"Kenapa?" Tanya penjahit sepatu
"Daging ini halal bagi kami, tetapi haram bagi anda!" Ucap wanita tua itu.
"Kenapa bisa begitu?"Â
"Demi Allah! Ini adalah bangkai seekor sapi yang ki temukan dalam sungai. Berhari-hari kami kehabisan bahan makanan. Karena lapar dan terpaksa, Allah menghalalkan daging ini untuk Ki. Tetapi bagimu daging ini haram!" Ucap wanita itu.
Kemudian dia menata Syekh Mustafa. "Begitulah! Mendengar apa yang aku sampaikan, tiba-tiba penjahit itu menangis. Dia berlari pulang dan kembali dengan menyerahkan semua tabungan hajinya untuk makanan anak-anak panti asuhan ini. Sejak itu setiap hari doa akan datang mengantarkan kami makanan. Semoga Allah selalu menjaganya dan keluarganya"
Syekh Mustafa terduduk ditanah. Wajahnya penuh air mata. Dimatanya terbayang ratusan anak-anak fakir dan yatim. Dikampuang halamannya banyak sekali yang butuh perhatian. Tetapi dia sibuk dengan amalan jihad dan Hajinya. Tidak pernah perhatikan sekelilingnya. Dia merasa malu. Sangat malu kepada Allah.
Sahabat muslim,
Ibadah haji adalah kewajiban kepada setiap yang mampu berhaji (QS. Ali Imran ayat 97). Kewajiban tetap kewajiban. Tetapi ibadah harus ada prioritas. Apa yang dilakukan penjahit sepatu bernama Abdullah bin Mubarak bulan untuk mendiskreditkan Ibadah haji tetapi di melaksanakan ibadah sesuai dengan prioritas  dan apa yang harus didahulukan. Sebagaimana kaidah fiqih mengatakan "Almu'addii Afdhalu minal qaa shiri"/ Ibadah sosial lebih utama dari ibadah individual "