Mohon tunggu...
Yandra Susanto
Yandra Susanto Mohon Tunggu... Guru - Guru terbaik adalah yang mampu merubah iblis jadi malaikat, merubah maling jadi ustad

Impian tertinggi, berkumpul bersama orang tercinta di JannahNya nanti

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Meraih Cinta Allah di Bulan Haji

26 Mei 2023   10:02 Diperbarui: 26 Mei 2023   10:16 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Berhari-hari beliau mengamati aktifitas para penjahit sepatu. Bahkan satu persatu beliau ikuti diam-diam aa saja yang mereka lakukan. Tetapi beliau masih belum menemukan sesuatu yang istimewa dari hasil penyelidikan itu.

Hingga suatu sore beliau melihat seorang penjahit sepatu yang membeli banyak sekali makanan ringan. Lalu mampir pula disebuah toko daging bakar. Setelah semua itu, penjahit itu bergegas pulang. Syekh Mustafa mengikutinya diam-diam.

Ternyata rumahnya sangat sederhana. Di halaman duduk seorang wanita hamil sambil membaca kitab suci. Disampingnya terdapat pula sebuah buku panduan melaksanakan ibadah Haji. Dada Syekh Mustafa bergemuruh dengan riang. Tapi beliau belum keluar dari tempat persembunyiannya.

Ketika sampai di hadapan sang wanita yang ternyata istri si penjahit sepatu, lelaki itu masuk dan keluar lagi dengan sepanci air panas. Dengan penuh perhatian, kaki sang istri di rendmnya dengan air hangat. Lalu memberikan daging bakar.

"Istriku, aku akan mengantarmu masuk. Anak-anak itu pasti sudah menunggu aku! Istirahatlah. Bagaimana dengan hapalanmu?"

"Suamiku! Jangan khawatir. Aku baik-baik saja.  Hapalanku juga sudah lumayan bagus. Pergilah. Sampaikan salam ku pad mereka!"

Tukang sepatu itu tersenyum dan segera pergi. Syekh Mustafa terus mengikutinya. Penjahit sepatu itu pergi kesebuah rumah lapuk dipinggir sungai. Puluhan anak-anak sedang duduk sambil mendengarkan seorang wanita tua berwajah teduh bercerita.

Melihat kedatangan penjahit sepatu itu sontak anak-anak berlari gembira. Penjahit sepatu itu membagikan masing-masing satu bingkisan kecil. Wanita tua itu mengusap matanya dan berterima kasih. Penjahit itu segera pergi setelahnya.

Syekh Mustafa menghapus air matanya. Setelah penjahit sepatu itu pergi, dia mendatangi perempuan tua itu dan bertanya kepada wanita itu, siapa lelaki yang memberikan makanan kepada mereka.

"Tuan! Dia hamba Allah yang mulia. Dia hanya seorang penjahit sepatu. Penghasilan tidak seberapa. Setelah belasan tahun mengumpulkan uang, seharusnya tahun ini dia berhaji. Tetapi, dia malah batal berhaji karena uang tabungannya di berikan untuk kami. Lihatlah bangunan yang sedang di bangun itu. Itu infaknya!"

Lalu perempuan itu bercerita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun