Mohon tunggu...
Yandra Susanto
Yandra Susanto Mohon Tunggu... Guru - Guru terbaik adalah yang mampu merubah iblis jadi malaikat, merubah maling jadi ustad

Impian tertinggi, berkumpul bersama orang tercinta di JannahNya nanti

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Alif: Gadis Klan Panji (Bagian 1)

1 Maret 2023   22:22 Diperbarui: 1 Maret 2023   22:40 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ali Akbar memegang handphone dengan wajah bingung. Dia menatap Alif dengan tatapan kosong. Dia sudah bertemu banyak orang kaya. Tapi pemuda didepannya menjungkirbalikkan pengetahuannya tentang dunia orang kaya.

Kaya saja tak cukup. Siapa sih yang bisa menyelesaikan transaksi ratusan milyar dalam hitungan menit? Jelas bukan orang kaya sembarangan. Tapi ketika mengingat sebutan Letnan oleh perempuan ditelepon bisa dimaklumi, hanya para petinggi itu yang bisa melakukan hal semacam ini.

" Tuan, Eh.. Pak Alif, kami bersalah padamu. Mohon maafkan kami mamak kemenakan yang suka memandang rendah orang lain. Kami akan segera mengundurkan diri!" Ucap Ali Akbar dengan suara gemetar.

"Oh, bagus sekali! Tapi urusan kita belum selesai, bukan? Kenapa buru-buru pergi?" Jawab Alif dengan santai.

"Tuan!" Teriak Elvi. "Aku yang bersalah. Pamanku tidak bersalah apapun padamu. Mohon jangan pecat dia. Aku akan menerima hukuman apapun darimu. Mohon jangan pecat paman aku!"

Alif tertegun. Dia tak menyangka betapa baiknya hubungan mereka. Ali Akbar menggelengkan kepala dan berkata "Kita berdua sudah bersalah. Kita tak pantas memohon! Tuan, bolehkah kami pergi?"

"Kalian mengabaikan keselamatan pasien. Etika medis kalian sangat buruk. Tapi korban kali ini adalah ibuku. Asal ibuku selamat, aku akan memberi kalian kesempatan! Sebelum ibuku sembuh, kalian takkan pergi kemana-mana?"

Mendengar hal itu, Edison mengerutkan alis dan memandang Ali Akbar dengan wajah kecewa "Aku bisa membawa kalian kepenjara, jika kalian tidak bisa menjelaskan hal ini. Ini menyangkut nyawa seseorang. Berani sekali kalian mengabaikan hidup orang lain!"

Ali Akbar menengadah menatap langit-langit ruangan. Dia menggertakkan rahang dan berkata "Aturan rumah sakit ini ditetapkan oleh para eksekutif senior dari keluarga panji. Beberapa kali aku pernah mengajukan untuk.meninjaunulang semua aturan itu, tapi mereka menolak. Aku hanya pesuruh klan Panji, tak punya wewenang mengubah aturan itu!"

Ruangan kembali hening. Alif merasa sedikit simpati tetapi dia tak memperlihatkan di raut wajahnya. "Baiklah! Mari kita tunggu Ibuku selesai dioperasi!"

"Baiklah! Aku harap aku bisa menjadi teman anda, Tuan Alif! Jika tak ada urusan lain, aku harus kembali dulu. Sampa jumpa!" Ucap Edison.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun